Annyeong hasseo!! ^^ Mimin kembali memeberikan beberapa FF
yang mencoba untuk menghibur chingu sekalian. Mianhe kalo jelek yaa… Semoga FF
ini bisa mengungkapkan semua perasaanku!! #WeWillWaitKimJoongWoon
YESUNG OPPA FIGHTING!!!! >o<
Title : Short FF
Author : Wina Putri
Cast : Kim Jong
Woon SuperJunior
Genre : Love,
Farewell Moment.
#NB : Aku disini adalah Kamu.
Siang itu, mataku menatap langit
yang biru dengan lembut dan penuh perasaan. Biru langit yang begitu cerah
dihiasi oleh awan-awan yang begitu lembut halus putih seperti sebuah pipi. Aku
yang masih berseragam sekolah siang itu berjalan bergandengan tangan bersama
seorang namja yang berada di sampingku. Aku dan dirinya berjalan perlahan
menelusuri jalanan kecil dengan pepohonan disamping jalan. Kami begitu menikmati hari yang cerah dan
indah itu sampai aku menyandarkan kepalaku di pundak namja yang lebih tinggi
dariku itu.
Di
sepanjang jalan kami hanya bergandeng tangan dan mataku terpejam untuk sejenak
menikmati hari yang begitu indah itu. Namja berpakaian coklat itu menggenggam
erat tanganku seakan tak menginginkanku melepas genggaman itu. Aku berjalan
mengiri langkahnya sampai di akhir jalan dan berhenti di depan sebuah jalan
yang besar dan sepi. Mataku yang sedari tadi terpejam lalu terbuka dan melihat
jalanan yang begitu lebar dan sepi. Namja yang mengenakan topi coklat itu lalu
berdiri di hadapanku dan meletakkan tas besarnya di tanah.
Kedua
tangannya lalu menggenggam kedua tanganku sangat erat dan menatapaku dalam.
Tanganku merasakan kehangatan tangannya yang kecil dan halus itu. Aku membalas
tatapannya yang begitu dalam dengan penuh perasaan dan mataku terpejam lagi. Mulai ku ingat kembali kenangan kami selama
ini. Kuresapi dan kuingat semua yang sudah kami lalui sampai membuatku terbang.
Perlahan kubuka lagi mataku dan menatap wajahnya lagi untuk terakhir kalinya.
Matanya
yang sipit terlihat begitu menahan sakit sama sepertiku. Aku tersadar jika ini
adalah hari terakhirku bersamanya. Hatiku begitu sakit layaknya tertabrak
sebuah kereta yang melaju kencang. Tanganku semakin erat menggenggam tangannya
seakan tak rela jika ini adalah hari terakhir untuk kami. Senyumku hilang,
lenyap, menguap! Air mataku mulai menetes membasahi pipiku dan terasa begitu
sulit untuk menghentikannya.
Ku
tatap lagi wajah namja yang berkepala besar itu, sama sekali tak ada senyum di
wajahnya. Aku tahu dia tak senang melihatku menangis. Dengan penuh perasaan
namja itu lalu menghapus air mataku di pipiku dengan mata sayup. Kulihat
matanya yang sudah berkaca-kaca. Namja itu begitu keras menahan perasaannya dan
seakan mengatakan bahwa aku namja yang kuat. Air mataku meleleh lagi dan
tanganku semakin erat menggenggam tangannya.
“Uljima.” Ucapnya dan kali ini dia tak sanggup menahan
perasaanya sampai air matanya menetes
“Oppa akan kembali.” Tambahnya sambil menghapus lagi air
mataku
Aku tak
bisa berkata apapun, hatiku begitu hancur melihatnya menangis di hadapanku. Apa
dia juga sepertiku ketika melihatku menangis? Namja itu lalu memegang pundakku
dan mengecup keningku dengan begitu hangat. Air mataku tak dapat terbendung dan
tetap mengalir. Tiba-tiba datang sebuah bus besar yang berhenti tepat dihadapan
kami.
Dengan
perlahan dia mulai melepas genggamanku. Aku tetap menatap wajahnya lagi dan
lagi. Sungguh aku tak rela melihatnya pergi. Namja berbaju coklat dengan topi
dan sebuah tas besar itu mulai berjalan menuju bus. Ku lihat langkah kakinya
begitu lemah dan terseret di tanah. Ketika hampir naik bus, namja berpipi cabi
itu melihatku lagi untuk yang terakhir kalinya sambil tersenyum menahan sakit.
Dia mulai naik dan kini bus itu mulai berjalan meninggalkanku sendiri.
Aku
tertunduk lesu dan menangis. Hatiku benar-benar sudah remuk dan hancur lebur.
Tiba-tiba kakiku mengajakku untuk berlari dan mengejar bus yang sudah pergi
jauh itu. Aku berlari, berlari, berlari dan berlari. Aku ingin terus mengejar
dirinya, menggenggam erat tangannya dan memeluknya. Sungguh aku tak rela dia
pergi meninggalkanku sendiri. Kenapa kami harus berpisah dengan cara seperti
ini?
Langkah
kakiku lalu terhenti dan air mataku masih saja mengalir. Dengan sekuat tenagaku
ku coba merelakan kepergiannya. Meski aku yakin aku takkan sanggup melupakan
semua kenangan itu. Aku lalu berdiri di tengah jalan dan mencoba tersenyum. Jika
kau tahu kemanapun kau pergi, apapun yang kau lakukan aku akan tetap seperti
ini menunggumu.
Like Or comment ne?? Gamsahamnidah!!! ^^ Mianhe kalo jelek.. Mimin lagi mentok mikirnya.. hahaha
Annyeong chinguuu
0 comments:
Posting Komentar