In

[FanFiction EXO] Fantasia Impromtu Part 1


Author : Winahyu Saputri ( @winanaaa )
Cast    : All Member EXO
-          
Genre   : Roman, Mystery, Fantasy etc.
ATTENTION : Typo beterbangan!! :D


                Tepat di depan air mancur di tengah kota, aku baru saja sampai sejak perjalanan lamaku sekitar 30 menit dari apartmenku. Malam ini adalah malam natal di tahun 2013. Aku menunggu seseorang yang ku kenal hampir 3 tahun ini. Karena malam ini malam natal, aku mengenakan gaun pendek berwarna merah dengan stocking hitam dihiasi sepatu boot buluku yang berwarna coklat seperti mantelku yang panjangnya sama dengan gaunku. Hawa malam ini begitu dingin dan aku mencoba menghangatkan tubuhku dengan menggosok-gosokkan tanganku. Aku masih menunggu dan sesekali mataku melirik ponselku. Disela-sela aku duduk menunggu di depan gedung theater ber cat putih di tengah kota itu, aku melihat ada sekitar 12 namja sedang berdiri di tengah hangatnya kebersamaan natal. Ku kira hanya aku yang menunggu seseorang di malam natal seperti ini. Tapi, wajah semua namja yang berada di sekitar air mancur itu terlihat murung. Kemudian kuamati satu persatu dari mereka dan mendadak rambutku menghalangi pandanganku. Akhirnya aku membenarkan rambut yang menghalangi pandanganku dan tiba-tiba aku tak sengaja melihat salah satu dari mereka yang berambut blonde sedang memegang karangan kecil bunga mawar. Wah, berbagai macam mawar dijadikan satu ikat. Saat aku mengamati bunga itu, tiba-tiba namja itu mengawasiku dengan tatapan matanya yang sayup dan mendadak aku memalingkan pandanganku. Aku takut dia mengiraku seorang penguntit, tapi aku penasaran apa yang dilakukannya disini. Dia begitu tampan, namun dia terlihat seperti orang yang mengalami keputus asaan. Akhirnya aku mencoba memejamkan mata dan tiba-tiba semuanya seperti cahaya kilat dan pandanganku seakan bisa memandang jauh kesebuah kehidupan yang tidak ku ketahui. Aku seakan-akan melihat semuanya dari sebuah layar pandangan mata seseorang.

14 februari 2011…
Hari ini adalah hari penuh cinta. Benar, valentine day. Semua orang mengungkapkan perasaan mereka kepada orang yang mereka sayangi. Entah itu berupa ucapan, sebuah hadiah atau sebagainya. Bahkan ketika aku berangkat sekolah, toko-toko di pinggir jalan yang kulewati terlihat penuh aksesoris bernuansa pink. Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku. Dan yang paling membuatku kesal, saat aku baru saja masuk gerbang sekolah, ada seorang namja yang mengungkapkan perasaannya kepada seorang yeoja sambil berlutut. Ah geurae! Aku hari ini berniat untuk sekolah! Bukan untuk melihat drama!
                Saat aku berjalan mendekati pintu utama sekolahku, mendadak seorang yeoja berambut panjang menggelombang dengan seragam sekolah kami yang berwarna kuning berhenti di hadapanku. Wajahnya sedikit tersipu malu saat berada di hadapanku. Aku bisa menduga apa yang akan dilakukannya.
“Oppa, ini untukmu.” Mendadak yeoja yang tidak ku kenal ini memberikanku sebuah bungkusan berwarna pink
“Ah, gumawo.” Balasku sambil tersenyum seramah mungkin
Setelah kuterima hadiah dari yeoja misterius itu, aku melanjutkan langkahku sambil membawa bingkisan itu tanpa memikirkan untuk membukanya. Aku masih berjalan lurus tanpa melihat beberapa yeoja yang mengawasiku. Tiba-tiba…
“Ah! Sehun-ah!” suara seseorang yang ku kenal merangkul leherku dari belakang
“Ah! Jong in-ah!” bentakku saat merasakan leherku tercekik
“Wae geurae?!” tanyanya dengan ekspresi menyebalkan
“Ani.” Balasku singkat sambil berjalan terus bersama chinguku itu
“Oh ya, hari ini ada latihan bukan? Siapa yang menjemput kita? Suho-hyung? chanyeol-hyung??” tanyanya lagi
“Nado molla!” aku merentangkan kedua tanganku
“Oh! Ah! Siapa yang memberimu itu?” kai menunjuk bingkisan yang ku bawa
“Iego? Aku bahkan tidak mengenal yeoja itu.”
“Yahh, kau ini sudah banyak fans ternyata,”
“Yehet! Kita ini calon bintang!”
“Arrasseo! Kau bawa uang?” Tanya kai
“Obseoyo!” bentakku kesal
                Seusai berbincang dengan chinguku yang berkulit hitam itu, aku dan dia segera masuk ke kelas. Suasana kelas berwarna kuning karena seragam kami yang berwarna kuning. Syukurlah bukan pink, aku bosan melihat warna itu sejak tadi pagi. Dan ini?? (sehun memandangi hadiahnya) hah, ku berikan saja pada seseorang disini. Mataku melihat keseluruh penjuru kelas. Chaamkkam! Jika ku berikan kepada yeoja aku akan mendapat masalah. Ku berikan saja kepada kkamjong. Aku lalu melirik kai yang duduk di sampingku.
“Kai-ya!” panggilku
“Wae?” kai menoleh kearahku
“Bukankah hari ini hari valentine?”
“Ne, wae?”
“Aku tidak tahu harus memberikan ini kepada siapa. Karena kau tahu? Tidak ada orang yang special untukku. Bukankah untuk chingu is gwaenchanna??”
“Humm… kau masih tidak peduli dengan hal itu?” kai menatapku curiga
“Apa maksudmu?! Jangan-jangan kau berfikir aku gay?!” terkaku kesal
“Ani aniya! Lihat dirimu, sudah 17tahun kau hidup dan bahkan sekalipun kau belum pernah berpacaran! tidakkah kau kesepian tidak memiliki seorang yeojachingu??”
“Lihat dirimu, tidakkah kau pusing memiliki banyak yeojachingu??!” aku membalikkan kata-katanya
“Ah kau ini! Ambil hadiah itu. Aku sudah terlalu banyak  menerima hadiah.” Sahutnya dengan congkak
“Arrasseo-arraseo!” akhirnya hadiah itu tetap ku bawa dan kumasukkan ke dalam tasku
Tak berapa lama, guru yang mengajar kami masuk ke kelas.
                Sepulang sekolah, aku dan kai segera keluar dari kelas karena hari ini kami ada latihan. Kami berdua berjalan bersama sambil mengobrolkan obrolan ringan. Saat kami sudah keluar dari gerbang sekolah, terlihat hyung kami yang berbadan tinggi sedang berdiri bersandar pada mobilnya.
“Kris hyung?” Tanya kkamjong padaku
“Sudah kajja!” ajakku segera berjalan ke sana
                Hyung yang satu ini benar-benar terlihat angkuh! Tapi, tetap saja dia hyungku yang kusayangi.
“Sudah lama hyung?” Tanya kai dan kini dia menggunakan bahasa formal
“Hm. Palli.” Ucapnya
“Ka..” aku memberikan kode mata kepada kai agar membuka pintu
Di perjalanan kami mengobrol bersama tentang masalah kecil. Aku sedikit berfikir ketika melihat sebuah boneka beruang besar berwarna putih berada di mobil bagian belakang.
“Hyung…” panggilku dan masih memandangi boneka itu
“Wae?” Tanya kris hyung dari depan
“Apa boneka ini dari fansmu??”
“Ani.” Balasnya singkat
“Lalu?” sahut kai
“Untuk yeoja chinguku. Bukankah ini valentine?”
“Ahhhh…. Geurrachi!” kai menjentikkan jarinya
“Kau pasti mendapat banyak hadiah kan kai-ya?”
“Ne hyung. manni!”
Mereka yang memiliki yeojachingu mulai membahas hal yang membuatku tidak nyaman.
“Bagaimana denganmu sehunnie? Masih tidak mempercayai cinta?”
“Dia di beri satu hadiah bahkan bingung mau membuangnya kemana.” Sahut kkamjong
“Jeongmal?! Siapa yang memberimu?!”
“Molla! Aku bahkan tidak mengenalnya! Bisakah kalian berhenti membahasnya!” bentakku kesal
“Ahahaha, dasar namja aneh.” Ejek kris hyung
“Bukan aneh hyung, dia hanya susah jodoh.” Tambah kai membuatku semakin kesal
                Tak berapa lama, kami sampai di kantor SMEnt.
Kami segera turun dan saat masuk di lobby, terlihat beberapa sunbaenim kami mondar-mandir. Bahkan kulihat Krystal sudah berada disini. Kurasa dia membolos lagi dari sekolah. Hmmm. Aku masih mengikuti kris hyung yang memimpin jalan kami. Saat berjalan, kami tidak sengaja bersimpangan dengan DBSK sunbaenim. Kami langsung melakukan bow kepada mereka berdua. Chaammkam, mereka tidak berdua sekarang. Ada seseorang diantara mereka berdua. Kami bertiga lalu juga memberikan salam kepada yeoja yang berdiri di tengah changmin hyung dan yunho hyung.
“Annyeong hasseo!” sapa kami bertiga
“Ah ne.” balas yeoja berwajah cantik itu
“Ji Woo-ya, perkenalkan. Mereka hobae ku. Mereka exo.” Jelas yunho hyung
Mataku tak henti-hentinya melihat yeoja yang berambut lurus panjang dengan kaki jenjang itu.
“Ah aku tahu. Bangapseumnida.” Yeoja itu lagi-lagi tersenyum begitu manisnya dan membuat hatiku merasakan hal yang aneh
“Dia semuran dengan Suho.” Sahut changmin hyung
“Ah geurae? Kau bisa memanggilku oppa.” Canda kris hyung
“Ahahaha!” semuanya tertawa kecuali aku yang masih memandangi yeoja yang mempesona ini
“Oh kurasa kami harus segera pergi. Manager kami sudah menunggu,” ucap yunho hyung
“Ah ne.” balas kai sambil melakukan bow
“annyeong.” Mereka bertiga lalu pergi meninggalkan kami
Mataku masih mengawasi nuna itu.
“Dia cantik bukan.” Sahut kai
“Kudengar dia akan menjadi binta video klip DBSK sunbaenim.”
“Jeongmal?!” sahutku langsung
“Ne. ah, yeppooo…” gumam kai
“Lebih cantik yeoja chingku. Kajja ! kita harus segera kesana! Anak-anak sudah menunggu!” ajak Kris hyung
                Kami sekarang sudah berada di practice dance room dan terlihat semua hyung sudah berada disana. Kurasa mereka semua menunggu kami. Hehehe. Mianhe. Kami lalu segera bergabung dan berlatih choreo baru.

                Pukul 18.05…
Latihan hari ini sudah selesai dan kami beristirahat sejenak sambil mengobrol sebelum kami pulang ke rumah masing-masing. Saat ini kami belum memiliki dorm. Maklum, kami bahkan belum debut. Mataku langsung tertuju pada suho hyung yang sedang mengobrol dengan luhan hyung. aku berdiri dari tempatku duduk diantara D.O dan kai.
“Hyung!” panggilku sambil duduk di samping suho hyung dan luhan hyung
“Wae ?”
“Kau kenal ji woo? Calon model mv DBSK sunbaenim??”
“AH! Ji woo?! Aku mengenalnya. Kami satu sekolah dulu.” Balasnya seakan-akan dia benar mengenalnya
“Jinjja???” tanyaku penasaran
“Wae?? Neo joa??” luhan hyung mulai ikut campur masalah ini
“Ani. Aku hanya bertanya.” Elakku dan luhan hyung tersenyum sambil berdiri meninggalkan kami
Bagus. Sepertinya dia tahu yang kumaksud. Sekarang kembali ke topic pembicaraan. Suho hyung sudah menunggu pertanyaanku berikutnya.
“Kau punya nomor ponselnya hyung??”
“Mwoya?!” tawanya geli
“Ah aku hanya bertanya! Kenapa kau tertawa hyung!”
“Aku punya..” suho hyung kini mulai serius kembali
“Bisa aku meminta nomor ponselnya??” kataku dengan se cutenya
“Iege mwoya! Ahahaha!” tawa suho hyung sangat kencang dan membuat para member mengamati kami
“Ssssshh… hyung!”
“Arrasseo. Jadi sekarang kau mempercayai cinta??”
“Palli hyung! aku minta nomor ponselnya!”
“Kau yakin ingin mengejarnya??”
“Hish! Palli hyung!” aku sudah mengelurakan ponselku dan siap mengetik
“Baiklah.” Suho hyung lalu mengeluarkan ponselnya dan menyebutkan nomor ponselnya
“02…..blablablaa…”
                Seusai dari practice room, aku segera pulang karena besok aku harus bersekolah lagi. kurasa kai langsung kembali seusai latihan tadi. Aku berani bertaruh dia pulang duluan untuk cepat-cepat bertemu dengan puluhan yeojachingunya. Sesekali aku membenahkan tas ranselku dan menggigit bibit bawahku. Tiba-tiba saat aku hampir berada di depan lift, terlihat lift itu terbuka dan yeoja yang tadi kutemui terlihat keluar dari lift dan dia sendirian. Aku bingung harus melakukan apa. Pikiranku mendadak menjadi blank! Dia tersenyum lalu berjalan perlahan meninggalkanku yang sedang mematung. Aku segera berfikir keras. Ah! Hadiah! Aku mengingat hadiah yang tadi hampir ku buang!  Dengan cepat aku membuka tasku dan melihat nuna itu sudah menjauh dari pandanganku. Setelah berhasil mendapatkan hadiah itu aku berlari ke arah nuna itu.
“Ji Woo Noona!” panggilku dan dia menoleh
“Oh kau? Bukankah kau exo tadi??”
“Ne, Sehun imnidah.” Aku langsung melakukan bow di hadapannya
“Ah ne. ji woo imnida.” Dia juga melakukkan bow dengan sedikit canggung
“huuuhh..” aku mencoba mengatur nafasku
“Ada apa??” tanyanya sambil menyelipkan rambutnya ke telinga
“DIA TERLALU CANTIK!” jeritku dalam hati saat jantungku mendadak terpacu kencang
“Happy Valentine.” Aku mengeluarkan bingkisan pink itu tadi
“Oh? Untuk apa??” tanyanya bingung
“Bukankah memberikan hadiah valentine tidak hanya untuk yeojachingu. Untuk sunbaenim juga boleh bukan?” ucapku setenang mungkin
“Oh ne. kau benar.” Ji woo nuna lalu mengambil hadiah yang ku berikan
“Gamsahamnidah.” Tambahnya
“Ne cheonmaneo.” Balasku canggung
“Baiklah, aku harus segera pergi. Annyeong!” kini dia melambaikan tangannya
“Ne. hati-hati dijalan noona.” Ucapku semanis mungkin
“Gumapta,” kini dia sudah pergi dari hadapanku
Ahh! Hatiku serasa akan meledak saat ini juga! Jeongmal!
                Hari berikutnya…
Aku menjalani hariku dengan penuh semangat setelah bertemu dengan Ji Woo Nuna. Meski aku sudah memiliki nomor ponselnya, aku belum berani untuk menghubunginya. Aku takut dia akan menjauhiku. Disela-sela waktu training ku ini, aku menyempatkan diri untuk melihat DBSK sunbaenim dalam membuat videoklip terbaru mereka. Aku memang kabur dari beberapa hyungku yang mengajakku makan atau pergi keluar. Karena menurut hatiku, aku ingin melihat Ji Woo nuna saat ini. Memandanginya dari jauh dan membuatku tenang setelah melihat senyumnya. Aku seperti sesaeng fans yang menguntitnya dari balik pepohonan. Tapi hal yang membuatku semakin bahagia adalah, dia semakin cantik hari ini.
                Malam harinya…
Kali ini aku memberanikan diriku untuk menghubungi. Setidaknya melalui pesan sudah cukup. Jika langsung melalui telefon akan terasa begitu canggung. Aku memberanikan diri untuk mengetik pesan.
“Annyeonghasseo Nuna, bagaimana harimu? Oh Sehun – EXO.”
Aku segera mengirimnya. Benar terkirim, namun aku menunggu sekitar 5 menit, belum ada balasan. Apa jangan-jangan aku kurang sopan? Aniya. Aku harus menunggunya sedikit lagi. waktu berlalu begitu cepat. Sekitar 1 jam sudah berlalu. Tak ada balasan apapun di ponselku dan rasanya aneh. Hanya curiga, kecewa, sedih juga menyelubungi hatiku. Rasanya tak sabar membaca balasan darinya, tapi dia memang tidak membalas pesanku. Mungkin dia sibuk. Karena menunggu balasan pesannya, mataku terasa begitu berat dan mengantuk. Ditambah lagi hari ini aku terlalu capek menguntit kegiatan ji woo nuna. Perlahan-lahan mataku terpejam menuju ke dunia mimpiku.
                Pagi harinya..
Jam bekerku berbunyi nyaring sekali sampai membuatku langsung terbangun. Saat terbangun, hal yang pertama kucari adalah ponselku. Langsung saja ku raih ponselku dan kulihat di layar ponselku. Kosong. Tidak ada apapun selain wallpaper dari ponselku. Ji woo nuna bahkan tidak membalasi pesanku. Rasanya semakin aneh dan aneh. Hatiku serasa tidak tenang. Ada apa sebenarnya denganku? Apa aku merindukannya??
                Satu minggu kemudian…
Aku memberanikan diri kembali untuk menghubungi nuna itu. Jebal! Ku harap kali ini dia akan membalas pesanku.
“Annyeonghasseo Nuna, bagaimana harimu? Oh Sehun – EXO.”
Pesanku bahkan sama seperti minggu lalu. Hatiku berharap ji woo nuna akan membalasnya. Mataku memandangi jam dan ponselku. Masih tidak ada balasan apapun. Ponselku benar-benar sepi. Tiba-tiba ada sebuah pesan masuk. dan saat kulihat pengirimnya, aku sedikit kecewa.
“Kau sudah mengerjakan tugas hari ini? Jika sudah aku akan meminjamnya besok.” Pesan kai yang membuatku sedikit kesal
Aku bahkan belum sempat mengerjalan tugas hanya karena menunggu balasan dari Ji Woo nuna. Mendadak kami menjadi melakukan texting saat itu juga.
Me : Aku belum mengerjakan sedikitpun.
KAI : Tumben sekali kau belum mengerjakan tugas? Tidak biasanya? Ada apa??
Me : Aniya. Aku hanya sedang sibuk menunggu seseorang.
Kai : Nugunugunugunugunugu…..?? O.o
Me : Ji Woo nuna.
Kai : Ah jadi kau benar-benar menyukainya?? *_*
Me : Diamlah!
Kai : Ji Woo nuna terlalu cantik. Banyak namja di luar sana yang menyukainya.
Me : Diamlah!
Kai : Aku sejak tadi diam pabboya!
Me : YEHET!
Kai : Ohorat! balas kai dan aku tak mau membalasnya lagi
Rasanya hanya mengantuk kemudian aku membaringkan tubuhku di ranjang empuk ini.
“Sehun-ah? Kau sudah tidur?” suara eomma dari balik pintu
“Hampir,” balasku sambil memejamkan mata
“Ah geurae.”
Kembali aku terlelap saat menunggunya.
                31 Maret 2011….
Sudah 1 bulan berlalu. Aku hanya berani mengiriminya pesan seminggu sekali. Dan sama sekali tak ada balasan dari Ji Woo nuna. Entah dia tidak mau membalasku atau memang benar-benar sibuk. Atau jangan-jangan suho hyung salah memberikanku nomor? Aniya. Tidak mungkin suho hyung seperti itu.
                Akhir-akhir ini aku sedikit murung karena tidak pernah bertemu lagi dengan ji woo nuna. Ditambah lagi sudah berakhirnya pembuatan mv DBSK sunbaenim. Jadi tidak ada alasan lagi untuk melihatnya. Ah baiklah. Aku akan menunggunya lebih lama lagi.
                12 april 2011…
Hari ini hari ulang tahunku. Hyung-hyungku memberikanku hadiah yang selalu kuinginkan akhir-akhir ini. Sunbaeku juga ada yang mengucapkan ulang tahun untukku. Namun tidak ji woo nuna. Dia benar-benar menghilang setelah aku memberinya hadiah. Apa aku terlalu frontal? Tanyaku sendiri sambil memandangi wallpaperku yaitu foto Ji Woo nuna yang ku download beberapa minggu lalu. Dia selalu terlihat cantik dalam keadaan apapun. Semua hadiah sudah ku terima, namun hadiah dari idola hatiku belum ada. Aku menghela nafas panjang. Panjang sekali. Sekali lagi, aku mencoba mengiriminya pesan.
“Nuna, apa kabar? Lama tidak mengobrol denganmu? Semoga kau sehat-sehat saja.” Ketikku lalu ku kirim ke nomornya
“Sehun-ah!  Hyung-hyungmu yang datang!” teriak eomma dari luar kamar
“Ne, aku segera keluar!” tanpa sengaja aku meninggalkan ponselku di kamar
                Semua hyungku datang ke rumahku untuk merayakan ulang tahunku yang ke 17 tahun. Eomma ku memasak makanan yang sangat banyak agar mereka senang. Anggap saja aku sedang mentraktir mereka. Di ulang tahunku ini, tidak ada senyum sedikitpun dari wajahku bahkan ketika mereka bercanda.
“Ada apa dengan magnae kita?” Tanya jongdae hyung kepadaku
“Mwo? Wae? Ini ulang tahunmu baby!” sahut kris hyung
“Wae? Apa karena nuna itu?” Tanya suho hyung sambil memakan daging panggang di hadapannya
“Ah kalian ini apa-apaan!” aku tetap meneruskan makanku
“Sehunnie bersikap aneh akhir-akhir ini.” Celetuk baekhyun
“Setelah dia mengenal Ji Woo nuna.” Sahut si kkamjong
“MWO!? Kau meyukai Ji woo!?” semua hyung ku langsung melihatku heran
“ANIYA!” elakku
“Wajahmu merah!” goda minseok hyung padaku
“Jinjja!??” Tanya chaenyeol hyung sambil membuka mulutnya
“Kalian kenapa? Aku sedang ulang tahun, jangan buat moodku jelek..”
“Ah keurae kunna……” semua member hanya mengangguk iya
                Sekitar pukul 11, acara makan-makan ini sudah usai. Satu persatu hyungku pergi meninggalkan rumahku. Kini hanya tinggal aku sendiri di sini setelah eommaku tidur. Rasanya tak ada gairah untuk hidup atau apapun. Kemudian dengan malasnya aku berjalan menuju kamar sambil menyeret kakiku. Sesampainya di kamar, lampu kamarku sudah dimatikan oleh eomma. Benar, aku tidak menggunakan lampu saat makan-makan di luar tadi. Lalu ku hidupkan lagi lampu itu dan kulihat ponselku berada di atas meja belajarku. Dengan penuh keputus asaan aku meraih ponselku. Dan betapa terkejutnya aku! Sebuah balasan dari Ji Woo nuna membuatku segera cepat-cepat membukanya karena penasaran.
“Kabarku baik. Mungkin kapan-kapan kita bisa bertemu lagi. oh ku dengar kau berulang tahun hari ini? Saengil chukka! ^^” balasnya
Aigoo! Hatiku serasa hampir meledak karenanya! Melihat ji woo nuna mau membalas pesanku, kini aku memberanikan diri untuk menelfonnya. Aku sekarang menunggu panggilan itu diangkat. Tak berapa lama panggilan itu diangkatnya.
“Yeobseo?” mulaiku
“Ne, yeobseo.” Balasnya dengan suara pelan
“Gamsahamnida untuk ucapannya nuna.”
“Ah itu bukan apa-apa.” Balasnya canggung
“………………” sejenak suasana menjadi hening dan canggung. Ji woo nuna tidak seperti biasanya yang periang. Saat ini dia tidak banyak bicara. Entah karena apa.
“Apa kau sudah makan nuna?” tanyaku lagi agar panggilan ini tidak hening
“Sudah.”
“Emm… bagaimana harimu ?” aku mencoba menggunakan bahasa sesopan mungkin
“ya kau tau sendiri.” Sungguh ini semua terdengar aneh meskipun sebenarnya hatiku begitu senang sudah mendengar suaranya
“Sehun-ah, kurasa aku harus segera tidur. Besok aku ada syuting.”
“Ah aku mengerti nuna. Jaljayo.”
“Ne. gumawo.”
Dengan cepat panggilan itu dimatikannya. Huh, setidaknya aku bisa mendengar suaranya setelah sekian lama. Tiba-tiba ponselku bergetar dan itu pesan dari ji woo nuna.
“Mian sehun-ah. Aku sangat canggung ketika kau menelfonku. Aku lebih nyaman jika kita berkirim pesan.”
Ah, aku tahu kenapa dia terdengar canggung tadi. Aku akan melakukan semua hal yang membuatnya nyaman. Dengan penuh kebahagiaan aku segera berbaring di ranjangku dan kemudian terbawa ke alam mimpi.
                Setelah ji woo nuna mau membalas pesanku, sejak itu pula kami sering berkirim pesan. Meskipun diantara kami masih begitu canggung, aku tidak peduli. Hatiku semakin bahagia saat dia membalas pesanku, rasanya seluruh kebahagiaan di dalam hidupku berasal dari yeoja yang selalu bersikap ala kadarnya padaku. Dia tidak pernah berbalik bertanya tentang kabarku, atau apa yang kulakukan. Dia juga tidak pernah mengirimi pesan padaku pertama sebelum aku yang mengiriminya pesan. Bahkan kami masih menggunakan bahasa formal satu sama lain. Tapi aku yakin, ji woo nuna pasti memendam perasaannya untukku, aku yakin.
                Bulan demi bulan berlalu dengan cepat. Musim panas berganti musim dingin. Dan aku masih tetap berkirim pesan dengan ji woo nuna. Sejak mengenal ji woo nuna, aku mempercayai cinta pada pandangan pertama dan percaya pada cinta untuk pertama kalinya.
                13 Desember 2011..
Hari ini salju tebal menyelimuti daratan Seoul dan hari ini adalah pertama kalinya salju turun dimusim dingin ini. Berbagai pernak-pernik hiasan natal sudah tepasang di sekitar rumahku. Dan di liburan musim dingin ini, aku tidak mau melewatkan hal yang begitu penting. Berhubung hari ini tanggal yang manis, aku akan melakukan hal yang manis pada seseorang yang ku sayangi. Dan jujur saja, rasa sukaku terhadap ji woo nuna berubah menjadi perasaan sayang. Sepenuhnya, seluruhnya, dan segalanya akan ku berikan padanya jika dia meminta padaku. Meskipun begitu, aku masih belum berani mengungkapkan perasaanku sejak bulan februari. Aku harus menunggu sedikit lagi dan setidaknya membuatnya tidak canggung terlebih dahulu.
                Dengan penuh keberanian, sekitar pukul 7.13 malam, aku memberanikan diriku pergi ke rumahnya. Dan kebetulan hari ini dia sedang free, jadi aku bisa bertemu dengannya. Jarak rumahku dengan rumahnya rumayan jauh dan aku butuh naik bus untuk menuju ke rumahnya. Di perjalanan, aku memandangi ponselku dan membaca seluruh pesan dari Ji Woo nuna. Aku hanya bisa tersenyum seperti orang gila. Tak berapa lama, aku tiba di sebuah halte dekat rumah ji woo nuna. Akupun segera turun dari bus dan salju tebal menyambutku. Dengan penuh percaya diri, aku berjalan sampai di depan rumahnya. Sebuah rumah bertingkat dengan cat putih serta halaman yang luas tanpa pagar itu ku amati sejenak.
                Aku segera mengeluarkan ponselku dan waktu sudah berjalan begitu cepat. Kedatanganku kemari adalah untuk memenangkan hatinya. Jadi aku akan menunggunya sampai dia keluar dan menyadari aku berada di sini. Sekarang sudah hampir jam 8 malam dan dia masih belum menunjukkan dirinya. Apa dia pergi? Aniya! Lampu kamarnya menyala dan aku yakin dia belum mengetahuiku. Hmm.. hampir 15 menit aku berdiri di atas salju dan ditengah hawa yang dingin sambil memandangi jendela kamarnya yang berada di lantai dua. Semakin lama udara terasa begitu dingin dan ji woo nuna belum muncul juga. 15 menit kemudian berlalu lagi dan aku memutuskan untuk membuatkan manusia salju sembari menunggunya. Aku hanya ingin dia keluar dan melihatku disini menunggu dirinya . woaah! Manusia salju yang kubuat begitu besar, hampir duapertiga dari tinggi badanku. Aku merasa senang sendiri saat membuat manusia salju ini. Kemudian kuambil ponselku dan aku menelfonya.
“Tuuut…tuuut…” panggilan itu tersambung dan dia mengangkatnya
“…..” ji woo nuna terdiam dan akhirnya aku memulai pembicaraan dan langsung to the point.
“Aku tidak akan berfikir aku menolak kedatanganku atau apa. Tapi, sekarang adalah hari pertama kalinya salju turun di musim dingin ini. Dan aku ingin membuat manusia salju bersamamu nuna.” Ucapku lembut bahkan aku tidak menggunakan bahasa formal padanya
“Andwae.” Balasnya singkat
Aku tidak ingin membuatnya tidak nyaman.
“Ah arrasseo.”
Kemudian ku tutup panggilan itu dan aku melanjutkan membuat manusia salju itu sendirian. Dari rumah aku membawa beberapa wortel untuk hidung manusia salju ini. Kemudian ku cari beberapa ranting dari sekitar halaman rumahnya. Ku tancapkan ranting itu untuk lengan manusia salju ini dan mungkin manusia salju ini terlihat begitu manis. Ditambah lagi dengan syalku yang kulepas untuk menambah manusia salju ini semakin menggemaskan. Senyuman tersungging di bibirku dan aku sesekali menggelengkan kepalaku melihat manusia salju yang menggemaskan ini. Akhirnya aku mengambil ponselku kembali dan menelfonnya lagi.
“Aku membuat manusia salju untukmu. Aku ingin kau turun dan melihatnya.” Ucapku langsung setelah ji woo nuna mengangkat panggilanku
“Mian. Aniyo.” Balasnya lalu mematikan panggilanku
“huh, appo.” Gumamku setelah dia mematikan panggilanku
Sesudahnya, meski hatiku terasa sakit, aku mengambil lagi beberapa salju dan membuat manusia salju yang lebih kecil. Mungkin hanya selututku tingginya dengan sisa wortel yang kubawa. Setelah jadi, aku meletakkan manusia salju kecil itu di depan terasnya sambil tersenyum. Kemudian aku mengirimkan sebuah pesan kepadanya.
“Aku berharap kau bisa melihat manusia salju ini.”
Kemudian aku memutuskan untuk kembali ke rumah dengan perasaan kecewa. Aku menyadari, selama ini mungkin dia memang tidak memiliki perasaaan apapun padaku.
                Setelah kejadian itu, aku memutuskan untuk tidak menghubungi ji woo nuna lagi. Ditambah lagi tahun depan aku dan hyung-hyungku akan memulai debut kami. Syukurklah bulan demi bulan setelah kami debut berjalan lancar dan aku mulai bisa melupakan sejenak perasaanku. Meskipun dalam hati kecilku, aku masih mencintainya. Sangat. Meskipun begitu, aku hanya bisa melihatnya dari layar kaca dan tidak bisa melakuan apapun. Bahkan ketika berada diatas panggung dan dia sebagai mc, aku hanya bisa diam dan mencoba menjadi professional.
                4 desember 2013…
Kami mempersiapkan sebuah lagu untuk merayakan natal tahun ini. Tak terasa 1 tahun lebih setelah kami debut sudah berlalu. Kami menghadiri sebuah acara music terkenal di korea selatan yang sudah mendunia. Dan yang membuat jantungku sesak adalah, mc hari ini Choi Ji Woo. Yeoja yang kucintai. Setelah akhir acara itu, kami mendapatkan peringkat pertama dan para mc memberikan kami mic untuk mengucapan beberapa kata. Semua hyungku bisa mengatakan kata-kata yang begitu bahagia dan sebagainya. Saat mic diberikan kepadaku, aku memegangnya dan sempat diam sejenak mengawasi suho hyung. Alisnya terangkat seakan memberikan sebuah kode.
“Prossefional sehunnie. Kau bisa.” Seperti itu mungkin katanya
Aku kemudian menganggukkan kepala dan kata-kata yang muncul di benakku adalah..
“Gamsahamnidah.” Hanya itu
Kemudian mic itu ku kembalikan pada ji woo nuna. Diapun mengambilnya tanpa keraguan dan seakan-akan memang tidak ada apapun diantara aku dan dia. Bagaimana dia bisa melakukannya sementara aku tidak? Meski sudah lama aku tidak melihatnya, dan ketika aku sudah melihatnya langsung, hatiku kembali berdebar kencang dan tak mampu menahan rasa rindu di dalam hatiku. Akhirnya setelah acara music itu selesai, aku mengikuti Ji Woo nuna yang berjalan menuju ruang make up.
“Nuna, chaammkam.” Ucapku
“Oh sehunnie?” balasnya sambil menoleh dan model rambutnya berubah banyak sejak terakhir kali kami bertemu
“Nuna, ada yang ingin ku bicarakan.”
“Mwonde?” tanyanya tanpa keraguan
“Aku…”
“Ji Woo-sshi! 5 menit lagi!” ucap salah satu staff yang membuat kami memperhatikannya
“Ne! apa sehun?”
“Aku ingin sekali kau datang di air mancur di depan Gedung Theater kota malam natal ini. Pukul 7.”
“…..” ji woo nuna kembali diam sama seperti sebelumnya
“Kumohon sekali ini saja. Datanglah dan aku akan mengatakan semuanya padamu. Semuanya! kumohon jangan membuatku menunggu lagi.” ucapku kemudian meninggalkan nuna itu Karena aku tidak bisa menahan rasa sakit di dalam hatiku saat melihatnya
                24 desember 2013…
Sejak musim dingin datang, salju belum juga turun sampai sekarang. Hari ini aku bersiap-siap untuk menemui ji woo nuna dan aku akan mengungkapkan semua perasaanku padanya. Saat di dorm, aku memandang cermin dan menyisir rambut blondeku menjadi belah tengah. Kemudian ku ambil mantel hitamku dan ku kenakan dengan kemeja kotak-kotakku. Aku tersenyum sambil menyemprotkan parfum dan memandangi wajah tampanku. Kemudian mataku beralih ke meja si samping ranjang. Kulihat bunga mawar penuh warna seakan memanggilku. Aku berjalan menuju bunga mawar yang sudah ku siapkan special untuk ji woo nuna. Mawar itu sangat harum dan diikat menjadi satu oleh pita berwarna pink keunguan itu. Kemudian aku meraihnya dan segera keluar untuk menemui ji woo nuna. Hari ini aku memutuskan untuk menaiki sepeda sambil menikmati jalanan Seoul.
                Di tengah perjalanan, aku selalu mencium bau harum bunga mawar itu sambil tersenyum senang. Namun, tiba-tiba saat aku bersepeda pelan, mendadak ada seseorang yang berteriak padaku.
“Sehun oppa!” teriaknya begitu kencang dan aku tidak menghiraukannya
“Sehunnie!!!!” teriaknya lagi dan aku masih mengayuh pedal sepedaku
“Seehh….brruukk!” mendadak suara jatuh terdengar begitu keras dan aku mengerem sepedaku
“OMO!” pekikku ketika melihat seorang yejoa terjatuh tersungkur
Akhirnya aku berbalik arah dan mencoba membantunya.
“Gwaenchanna??” Tanya ku khawatir
“Nan gwaenchanna.” Senyumnya bahagia padahal dia sedang dalam keadaan terjatuh
“Kenapa kau terjatuh?” aku mencoba membantunya berdiri
“Molla?” dia berdiri dan aku melihat hak sepatunya tersangut di lubang pembuangan air bersama dengan sepatunya
“OMO! Sepatuku!” yeoja itu mencoba melepaskan kaki dan sepatunya dari lubang kecil itu
“HOK!?” pekikku sambil melihat kakinya
Ah ini menggelitik sekali. Sebuah hak tersangkut di salah satu lubang penutup pembuangan air
“Aku akan menariknya keluar.” Ucapku sambil memegang sepatu dan kaki yeoja itu
“Hyyaakk!” sekuat tanaga aku mencoba mengeluarkannya namun gagal
“Chammkam, kurasa aku harus melakukan ini.” Mendadak yeoja itu melepas sepatunya dan kakinya yang satu telanjang
“Ah kau benar.” Aku kemudian mencoba menarik sepatu itu dari lubang kecil itu
Beberapa orang yang lewat melihatku yang sedang menarik sepatu yang tersangkut itu
“Eottokke??” tanyanya
“Ini sulit sekali! Eeehh!!” mendadak hak sepatu itu lepas dan tertinggal di lubang penutup pembuangan air itu
“OMO!” pekiknya
“Ah mianhe,” ucapku sambil mengembalikan sepatu yeoja itu
“Ah gwaenchanna.” Kemudian dia mengenakan sepatunya dan terlihat tinggi sebelah karena satu sepatunya tidak ada haknya
“Itu sangat tidak nyaman bukan?” tanyaku
“Gwaenchanna.” Yeoja itu mencoba menyembunyikan kesakitan kakinya
“Kemarikan sepatumu yang satunya.”
“mwo? Untuk apa?”
“palli.” Pintaku kemudian dia melepas sepatunya
“Iegoo…” ucapnya sambil memberikan sepatunya
“Kleek!” ku patahkan pula hak sepatu itu
“EH!?” yeoja itu hanya terkejut
“Sekarang kau bisa memakainya dengan nayaman,” ucapku sambil mengembalikan sepatunya
“Gamsahamnidah.” Yeoja itu mengenakan sepatu nya dan melakukan bow
“Lain kali hati-hati dan jangan meneriakiku seperti itu,”
“Ne arrasseo. Aku fans sehunnie dan aku akan membuatmu nyaman oppa. Annyeong.” Kemudian yeoja itu pergi
Kata-katanya membuatku teringat pada diriku sendiri. Tapi, yeoja itu seperti pernah ku kenal? Siapa dia? Ah! Aku sulit sekali mengingatnya! Mendadak aku teringat bahwa aku ada janji. Jam tanganku menunjuk pukul 7.15. Dengan cepat aku segera menuju sepedaku dan mengayuh sepedaku. Dengan kecepatan penuh, aku mengayuhnya sekuat tenaga meskipun jarak ke air mancur tengah kota masih sangat jauh.
                Sekitar pukul 7.43 aku sudah sampai di air mancur kota. Yang kulihat hanya beberapa namja yang berdiri disana. Aku menunggu lagi, jangan-jangan ji woo nuna sudah datang? Atau mungkin dia belum datang? Atau dia bahkan tidak datang?? Di kepalaku hanya terdapat pertanyaan konyol dan ketakutan luar biasa jika ji woo nuna tidak datang. Aku menunggu hampir 15 menit sampai pukul 8 dan mendadak ada seorang yeoja yang mengenakan mantel cokelat dengan gaun merah datang dari arah utara. Ku kira dia ji woo nuna, namun dia bukan ji woo nuna. Dia yeoja lain yang sedang mengawasi karangan bungaku. Entah kenapa ada sesuatu yang membuatku ingin melihat yeoja itu. Tiba-tiba dia tersadar bahwa dia sedang ku awasi dan dengan cepat yeoja itu mengalihkan pandangannya. Setelah itu, kau memandangi jam besar di dekat gedung theater putih itu. Waktu sudah menunjukkan pukul 8. Aku berharap waktu bisa putar kembali saat ini agar aku bisa menemui ji woo nuna dan mengucapkan bahwa aku menyukainya. Saat aku menunggunya, tiba-tiba salju turun malam ini juga. Aku berharap ada sebuah keajaiban agar aku bisa memutar kembali waktu. Aku memejamkan mataku dan memusatkan pikiranku. Tiba-tiba semuanya berhenti. Waktu berhenti saat itu juga, dan salju yang turun mendadak berhenti. Aku hanya bingung melihat kejadian ini. Hanya aku disini yang tidak berhenti. Kemudian, waktu menjadi berjalan mundur. Semua orang berjalan mundur bagaikan film yang di putar balik. Salju yang turunpun kembali naik dan jam besar itu berputar berlawanan arah jarum jam. Dari jam delapan, jarum jam itu berputar berlawanan arah jam dan membuat waktu mendekati pukul 7. Tiba-tiba dari kejauhan terlihat ji woo nuna yang sedang berjalan mundur menuju ke arahku. Hatiku sangat senang karena ji woo nuna benar-benar mau menemuiku saat ini juga. Senyum lebar menghiasi wajahku ketika dia sudah berada di depanku dan kakinya berhenti melangkah dihadapanku. Kulihat wajahnya begitu cantik seperti bisanya dengan gaun cokelatnya plus stocking abu-abu dengan sepatu high-hellsnya yang berwarna abu-abu. Saat salju kembali naik ke atas dan ji woo nuna sudah berada di hadapanku, mendadak semuanya kembali berhenti seperti sebelumnya. Aku menyiapkan kata-kataku dan aku hendak mendekatinya. Namun saat waktu kembali seperti semula, dia mengucapkan kata-kata terlebih dahulu sebelum aku mengucapkan kata-kataku,
“Mianhe sehun. Aku tidak bisa bersamamu.” Ucapnya dengan nada rendah dan kemudian dia pergi bersama seorang namja yang datang dari arah lain.
Senyuman dibibirku langsung menghilang saat melihat seorang yang kucintai pergi bersama namja lain. Rasanya remuk hatiku dan tak bisa diungkapkan kata-kata. Aku hanya bisa memandanginya dari kejauhan dan menahan sakitnya hatiku. Tubuhku terasa lemas dan aku  hanya berdiri di tempatku tadi berdiri sampai semua orang kembali melakukan aktivitas mereka sebelum waktu di putar. Bahkan saat yeoja yang bergaun merah itu datang, aku hanya memandanginya dengan tatapan mata sayupku. Hatiku terasa seperti di tabrak benda yang kencang dan membuatku tak mampu mengucapkan apapun. Untuk pertama kalinya aku mencintai seorang yeoja sampai seperti ini dan untuk pertama kalinya aku merasa terluka separah ini. Seperti inilah ketika aku mencintai seseorang.
******
Mendadak sebuah cahaya kilat membuatku kembali ke pikiranku lagi. aku memandangi lagi si namja yang terlihat putus asa itu. Aku sudah mengerti kenapa dia seperti itu, dan aku bisa merasakan kesakitannya. Tiba-tiba mataku tertuju pada seseorang lagi disana. Namja dengan jaket orange ke merahannya sedang membawa sebuah kotak berwarna putih. Ada senyum di wajahnya, namun senyum itu bercampur kesedihan.

*TBC*
Comment + Like ne??

Related Articles

0 comments:

Posting Komentar