In

[FanFiction Super Junior] Blood Promise Part 1


Author             : Winahyu Saputri ( @winanaaa )
Cast     : 
Namja :
-          Lee Donghae 'Alexander Leethe Dragomir'
-          Cho Kyuhyun 'Lachain Shan Dragomir'
-          Choi Siwon 'Andrew Shi Yuan Dragomir'
-          Lee hyuk jae 'Leerant Luke Dragomir'
-          Kim JongWoon (Yesung)
-          Lee Sungmin
-          All member super Junior, SMFamily, all korean artist
Yeoja   :
-          Lee Chae Rin
-          Choi Ji Yoon
-          Kim Hye In
-          Song Ji Hyo a.k.a Galina
-          Boa Kwon
-          SMFamily and All Korean artist
Genre   : Roman, Funky, Mystery, Horor, Friends, Yadong etc.
ATTENTION : Typo beterbangan!! :D
NB : ff ini terinspirasi dari sebuah novel. dan saya tidak melakukan plagiat. :)


            ---------Chae Rin Pov-------------
Latihan hari ini di tempat latihan belum usai. Mungkin masih sekitar 1 jam aku akan berada di ruangan ini di tengah-tengah musim semi. Pasti begitu indah jika berjalan-jalan keluar dari pada berada di tempat yang membosankan ini, tapi apa boleh buat, musim dingin tahun ini ada kompetisi judo tingkat nasional dan aku tidak bisa melewatkan itu. “Chae Rin!” Tiba-tiba aku mendengar suara panggilan namaku untuk praktek.  Sial! Seorang yeoja yang ku benci menjadi lawanku hari ini. Panggil saja dia sunny atau sun, atau ny atau apa lah itu aku tidak peduli. Yeoja yang centil, menyebalkan, manja dan aku yakin, dia ikut judo ini hanya untuk alasan agar bisa bersama dengan sungmin oppa. Dasar yeoja menyebalkan! Lihat saja gaya berpakaian, gaya bicara dan ekspresi mukanya. Dia sok cute menurutku! Dan aku muak! Apa lagi dengan seluruh atributnya yang berwarna pink itu! Bahkan untuk seorang atlet judo tidak seharusnya memanjangkan kuku bahkan mengecatnya. Ini semua demi keselamatan, tapi yeoja di hadapanku ini tidak. Rasanya aku ingin langsung mematahkan hidung kuntet yeoja di hadapanku ini. Dan mendadak aku mendengar suara cekikikan lagi. Mataku melirik tajam kea rah suara tawa itu. Seorang namja di sudut ruangan yang mengenakan pakaian judo putih dan sabuk hitam itu menertawakanku. Baiklah, sungmin oppa berhasil membaca pikiranku lagi! Sial! Aku mencoba tetap fokus dan kembali memandang yeoja pendek di hadapanku ini. Ketika pelatih memulai pertandingan ini, aku langsung memasang kuda-kuda. Ketika yeoja itu belum apa-apa, aku langsung menarik tangannya dan membanting tubuh kecilnya itu. Gerakanku lebih cepat daripada kedipan matanya. Mungkin ¼ detik aku merobohkannya. Dan seperti biasa, hujanan tepuk tangan menghampiriku. Yeoja centil dihadapanku itu tak berdaya dan aku tetap melakukan bow sambil mengencangkan sabuk hitamku dengan angkuhnya.

--------Chae Rin Pov End------
            Tepuk tangan masih menggema di ruangan itu. Setelahnya yeoja yang bernama chae rin itu lalu mundur dan dia bersimpangan dengan sungmin. Sungmin memberikan sebuah senyuman manis kepada yeoja yang baru dilihatnya itu.
“Aku yang terhebat oppa.” Desis chae rin
“arrasseo.” Balas sungmin sambil berjalan menuju arena latihan
“Sungmin melawan chae rin!” ucap tuan han kyung
“eh?” chae rin hanya menyerngit dan tidak melakukan apapun
“CHAE RIN!” teriak pa khan dan membuatnya tersadar
“Nenene pak!” chae rin lalu berlari menuju sungmin
“mwo?! Sungmin oppa dengan yeoja itu!? Aish! Seharusnya aku uang bersama sungmin oppa!” gerutu sunny saat bangun dari kekalahannya tadi
“ASSSSHHH!” gerutunya lagi
“Siap? Yak!” teriak pak Han
Mereka berdua lalu melakukan bow kemudian berdiri tegap lagi. Sungmin memegang sabuknya dan mempersiapkan kuda-kudanya. Dengan penuh percaya diri, chae rin langsung melayangkan bogem kea rah sungmin, namun dengan sigap sungmin menangkisnya lalu mencengkram tangan chae rin. Sungmin tersenyum lagi lalu memiting tangan chae rin dan membuat chae rin terjatuh di bawahnya. Rambut hitam sungmin yang lembut mengenai wajah chae rin.
“OPPAAAA!!!!!” teriak sunny mendadak
“Ingat, kau harus bisa mengecohkan konsentrasi lawanmu. Pikiranmu begitu mudah ku baca.”
“Lepaskan aku sekarang.” Gertak chae rin di bawah sungmin
“Sebenarnya aku lebih suka jalan-jalan keluar di musim semi yang indah ini di bandingkan berada di ruangan ini.” Bisik sungmin
“Mworago?”
“Tapi, karenamu aku menjadi betah di sini.”
“Hm?” chae rin menatap sungmin heran
“YAH!!! Hentikan!!” mendadak sunny datang dan melerai kedua orang yang sedang mematung itu
Setelah semuanya terpisah, mereka berdiri lagi dan saling pandang.
“Berhentilah kalian bersikap seperti ini! Aku tidak suka melihat kalian berdua! Anjoa!” teriak sunny kesal
“Yah! Noe! Kalau tidak ada hukum di Negara ini, aku pasti sudah membunuhmu!” chae rin membentuk kedua tangannya menjadi sebuah cekikan kemudian pergi
“Omo!” sunny lalu memegangi lehernya
“OPPA! Lihat yeoja gila itu!?” rengek sunny kepada sungmin
“Eottokke? Nan molla?” sungmin lalu juga meninggalkan sunny
            Setelah itu, di waktu istirahat, chae rin memainkan ponselnya dan tiba-tiba ada panggilan dari eommanya.
“Yeobseo?”
“Yah! Aku akan pergi ke rumah mu nanti.” Ucap sungmin mendadak ketika datang
“Mwo? Mworago??” chae rin membuka matanya lebar-lebar
“Aniya! Andwae!”
“Waeyo rin-ah?” Tanya sungmin
“ah, arrasseo!” chae rin langsung menutup panggilan itu
“Waeyo?”
“oppa, hyuk oppa?”
“waee??”
<SKIP>
            Di rumah eunhyuk di daerah seoul, terlihat sudah banyak orang yang berada di sana. Chae rin yang masih mengenakan seragam judonya itu langsung turun dari mobil sungmin dan langsung berlari ke dalam rumah itu.
“Rin-ah! Chammkam!” sungmin juga ikut keluar dan langsung mengejar chae rin
Sesampainya di dalam ruangan, foto eunhyuk sudah terangkai dengan karangan bunga. Semua orang mengenakan pakaian hitam dan terlihat penuh sesak. Mata chae rin langsung melirik kea rah seorang yeoja yang menangis tersedu-sedu.
“Eonnie!” chae rin langsung berlari menuju yeoja itu
“Mana hyuk oppa!?” tanyanya
“Molla! Molla! Mollasseo! Aniya! Hyukjae tidak mungkin mati!!!” jeritnya
“Tenanglah unnie! Aku yakin oppa belum meninggal! Tidak mungkin dia meninggal begitu saja!” ucapnya tegas lalu berdiri mencari eomma dan appanya
Dilihatnya sepasang suami istri sedang menangis di depan foto eunhyuk.
“appa! Eomma!” teriak chae rin
“Rin-ah??” eomma chae rin terkejut melihat anaknya itu
“Dari mana eomma tahu kalau oppa hyukjae meninggal!? Mana jasadnya!” bentak chae rin kesal
“Rin-ah?” sungmin menyela perkataan chae rin yang terdengar kasar
“Jangan ikut campur!” bentak chae rin sambil menunjuk wajah sungmin lalu sungmin mengangguk iya
“Ba…ba..bag..bagaimana eomma bisa berfikir sependek ini?? Mana mungkin oppa meninggal! Kenapa eomma begitu mempercayai polisi itu!? Mereka bisa saja membohongi kita eomma!!”
“Chae rin!” bentak appa chae rin kali ini
“Wae?! Apa lagi sekarang?! Appa tidak mempercayaiku?!”
“NONA LEE CHAE RIN! Bisakah kau sopan sedikit!”
“Terserah! Terserah!” chae rin lalu berjalan menjauhi appanya
“BUBAR! Semuanya bubar!!! Oppaku belum meninggal!! Dia tidak akan meninggal sekarang! Jadi kalian semua pergi! Pergi !!” teriak chae rin kesal
“mwo? Apa maksudnya ini?” gumam orang orang di sana dan satu per satu dari mereka membubarkan diri
“apa yang kau lakukan nona muda!?”
“appa! Oppa hyukjae belum mati! Kenapa kalian berfikiran sedangkal ini! Mungkin saja oppa hyukjae sedang menyelamatkan diri dan lari dari daerah itu!”
“ANI! Jelas-jelas polisi sudah mengatakan tidak ada korban selamat! Mereka terjatuh di jurang dan di serang binatang buas!”
“Kenapa kalian senang sekali berfikir hyukkie oppa meninggal?! Bahkan mati menjijikkan dengan cara seperti itu!? Kalian menjijikkan!” tanpa pikir panjang, chae rin yang telah mengacaukan upacara pemakaman itu langsung pergi
“Kajja oppa!” ajak chae rin
“Jeosonghamnidah paman. Kami pergi dulu.” Sungmin lalu melakukan bow kepada orang tua chae rin
<SKIP>
Di rumah chae rin. Chae rin terlihat sedang melepas sabuk hitamnya.
“rin-ah?” panggil sungmin
“WAE!” bentak chae rin kesal
“Kau lebih baik menenangkan pikiranmu terlebih dahulu.” Ucap sungmin lembut
“Membiarkan orang orang di luar sana membicarakan bahwa oppaku sudah meninggal??”
“Aniya, aniya chae rin-ah.”
“kalau begitu diamlah oppa!”
“Aku hanya sedikit khawatir denganmu..” perkataan sungmin terpotong
“jangan-jangan kau mengkhawatirkanku jika aku akan menjadi gila?!!”
“Ah! Kau tidak percaya denganku? Atau jangan jangan kau malu memiliki teman gila sepertiku? Ah!” tambah chae rin
“Chae Rin!” bentak sungmin kesal
Chae rin lalu terdiam.
“Dengar! Aku juga percaya padamu! Aku tahu oppamu tidak mungkin mati begitu saja! Dia lebih kuat dariku. Sekarang ini, aku hanya ingin kau tidak terlalu emosi. Itu saja. Dan aku akan pulang.” Ucap sungmin lalu meninggalkan chae rin yang terdiam
Chae rin melihat perginya sungmin lalu melihat namja itu dari jendela. Rumah sungmin yang berada di samping rumah chae rin lalu sungmin masuk ke dalam rumahnya dan chaerin terlihat sedikit tenang.
“Apa aku terlalu kasar dengan sungmin oppa?” gumamnya
******
            Satu bulan kemudian…
Di tempat pelatihan judo, terlihat sungmin dan chae rin sedang latihan di sana. Mereka sudah terlihat akur kembali seperti hari-hari sebelumnya. Di sela-sela latihan mereka masih bisa mengobrol riang,
“Kau tahu kemana sunny??” Tanya sungmin sambil melakukan gerakan judonya di hadapan chae rin
“Molla? Kau mulai mengkhawatirannya??”
“Aniya, sejak kau menjatuhkannya aku belum melihatnya lagi.”
“Ku rasa dia kapok dengan jurusku, hahaha!” tawa chae rin senang
“Cantik.” Batin sungmin ketika melihat yeoja berbadan langsing di hadapannya itu
“jangan baca pikiranku lagi!?” bentak chae rin
“Mwo? Aku tidak membaca pikiranmu.”
“Aish, terserahlah.”
“Yah, sore ini, aku ingin bermain ke rumahmu.”
<SKIP>
            Sore harinya di halaman rumah chae rin. Sungmin dan chae rin sedang duduk bersama di hadapan sebuah pohon besar diantara rumah mereka.
“apa kau tidak ada pekerjaan? Bukankah kau ini orang penting?” Tanya chae rin
“Kalau hanya untuk bertemu denganmu, aku rela melepas semua pekerjaanku.”
“Hm… kau memulainya lagi.” Chae rin lalu meluruskan kakinya dan melihat pohon mizuki di hadapannya sungmin lalu mengamati pohon besar itu
“Umur pohon ini sudah hampir 10 tahun,” mulai sungmin
“Arrachi, waktu itu aku masih berusia 8 tahun dan kau berusia 14 tahun.”
“Lama sekali.” Sahut sungmin sambil memandang pohon yang berdiri kokoh itu
“Ne, tapi entah kenapa sampai sekarang bunga ini tidak berbunga juga. Padahal ini musim semi.”
“Pohon ini tidak akan berbunga sampai kau menjadi dewasa.” Celetuk sungmin mendadak dan membuat chae rin menoleh kea rah namja yang berada di sampingnya
“Apa maksudmu oppa? Aku ini sudah 18 tahun. Aku sudah dewasa sekarang.”
“Bukan dewasa dalam umur rin-ah.”
“Apa yang kau bicarakan sungim-ahhh!? Kau dan oppa hyukkie selalu mengatakan perkataan yang sulit ku mengerti.” Chae rin memanggil sungmin seakan akan mereka seumuran
“Oh ya, oppamu, apa yang akan kau lakukan sekarang? Ada kabar lain?”
“Aku juga tidak tahu oppa. Semua orang hanya mengatakan oppaku sudah meninggal, dan kau taukan aku tidak semudah itu mempercayainya. Aku akan mencarinya.”
“Odi?”
“Molla, aku akan mencarinya kemanapun. Dia adalah oppa kesayanganku. Aku tidak akan membiarkannya mati begitu saja. Dia juga yang mulai mengajariku tentang judo.”
“Daebak. Lalu kau akan memenangkan pertandingan itu kan?”
“Tentu! Setelahnya aku akan mencari oppa hyukkie.”
“Kau masih saja sama seperti dulu.” Sungmin lalu mengacak acak rambut chae rin
---------------Sungmin Pov------------
Dan tetap sama sejak dulu. Yeoja di hadapanku ini masih seperti anak kecil yang keras kepala dan bersikeras. Dan itulah yang membuatku tetap mencintainya sampai sekarang meski dia tidak pernah memikirkanku sedikitpun. Chae rin, yeoja kecil yang ku kenal sejak dia lahir. Adik dari chinguku yangs sudah menikah lebih dulu dariku. Aku tetap berharap bisa menikahi yeoja di hadapanku ini. Seorang yeoja yang cantik, baik, kuat, keras kepala dan seorang yeoja yang bisa ku baca fikirannya jika aku berada di hadapannya, selebihnya aku tidak bisa melakukannya. Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa melakukan kontak batin dengannya. Tapi kudengar jika aku hanya bisa membaca pikiran satu orang yeoja, dia adalah jodohku. Semoga.
--------------End--------------
“Oppa! Jangan melamun!”
“Aniya, aku tidak melamun. Oh iya, kau akan melanjutkan kuliah kemana?”
“Mmmm. Aku masih belum memikirkannya. Aku ingin berhenti 1 tahun, lalu mencari oppaku.”
******
            Musim semi yang indah berubah menjadi musim gugur yang di ikuti hawa dingin musim dingin yang mulai datang. Bunga-bunga berguguran di jalanan dan membuat suasana terkesan romantic. Di akhir minggu itu, seperti biasa, chae rin pergi ke tempat latihan. Dan hari ini terlihat tidak seperti biasanya, sungmin absen latihan hari ini. Chae rin berjalan dan mengawasi sekitarnya.
“Hm, sejak tadi pagi rumah sungmin oppa sepi. Dan sekarang dia tidak berangkat, ponselnya bahkan tidak aktif.” Gumam chae rin
“Hey yeoja berotot!” teriak seorang yeoja dari belakang punggung chae rin
“Ck! Yeoja ini.” Umpat chae rin lalu menoleh kea rah suara yeoja yang memanggilnya
“Dasar yeoja menyebalkan! Kau begitu menyebalkan dan membuat batinku tergoncang! Dokter mengatakan aku mengalami shock berat! Semua itu karenamu!” maki sunny sampai air ludah kemana mana
“….” Chae rin hanya menatap yeoja itu dengan ekspresi wajah menyebalkan
“Dan karenamu aku harus di rawat di rumah sakit selama satu bulan! Kau harus bertanggung jawab ! dan kau harus menjauhi sungmin oppa!! Kau yeoja penggoda!!” bentaknya
“Aish! Telingaku sakit mendengar celotehanmu.” Sahut chae rin tenang
“Kau ini tidak punya malu!! Kau itu yeoja aneh!! Aku tidak tahu apa yang membuat sungmin oppa menyukaimu! Kau bahkan mengacaukan acara pemakaman oppamu sendiri?! Noe miechoseo?!!”
Tangan chae rin kini sudah mengepal.
“Kau itu tidak tahu malu! Tidak punya tata krama! Sudah terima saja kalau oppamu sudah meninggal! Sudah mati! Mati dimakan binatang buas!”
“TUTUP MULUTMU!!” emosi chae rin langsung meledak dan chae rin langsung menarik tangan sunny dan memitingnya
“Aku tidak pernah menggoda sungmin oppa!” chae rin mencengkram erat pergelangan tangan sunny
“Ach!” rintih sunny
“Kau tidak tahu apapun tentang sopan santun dan tata krama!” kini chae rin membalik tangannya dan membuat wajah sunny dan wajahnya saling bertatapan
“Ada apa ini?” bisik siswa siswi judo disana
“Bahkan kau tidak tahu sama sekali tentang oppaku!!” dengan penuh amarah chae rin langsung menendang perut sunny sampai sunny terpental jauh
            Semua orang lalu mengerebuni sunny dan chae rin langsung pergi begitu saja. Yeoja dengan tinggi sekitar 170cm dengan rambut lurus panjang itu berjalan menuju mobilnya dan pergi menuju pusat kota. Chae rin lalu berhenti di depan sebuah restoran bulgogi. Yeoja yang sudah berganti pakaian dengan celana jeans, sepatu bot coklat dan jaket tebal itu lalu masuk ke dalam restoran dan menghangatkan diri. Kemudian dia segera memesan makanan dan tak sengaja ketika melihat tv, sebuah berita muncul di layar kaca itu.
“Telah di ketemukan kembali, rombongan remaja tewas dengan bekas gigitan binatang buas di leher mereka. Rombongan remaja itu di temukan tergeletak di sekitar jalan Seoul-Mokpo pagi hari ini. Di perkirakan serangan binatang buas ini terjadi dini hari dan meninggalkan bekas gigitan di leher…..”
Chae rin menatap serius berita itu dan bulu kuduknya berdiri saat itu juga.
“Kenapa begitu banyak serangan binatang buas? Aneh sekali.” Gumam chae rin
“ini pesananmu nona.” Ucap si pelayan sambil meletakkan makan itu di meja
“Gamsahamnidah.”
“Ne, cheonman.” Ucap si pelayang lalu pergi
Salah satu dari rombongan remaja itu menghilang setelah serangan itu, polisi masih melakukan penyelidikan. Namun, menurut dokter, air liur di leher mereka merupakan air liur seorang manusia…” tambah si pembaca berita
“Mwo? Manusia?  Hih!” mendadak chae rin bergidik ngeri
<SKIP>
            Setelah makan, chae rin bergegas pulang dan hari sudah petang. Yeoja itu mengendarai mobilnya sendirian dan menerjang gelapnya malam. Tiba-tiba ketika berhenti di lampu merah, mobilnya berhenti dan menunggu lampu hijau. Saat chae rin menunggu, tiba-tiba salju turun malam itu. Salju yang turun terlihat begitu indah menghiasi musim dingin malam itu.
“Oh, Indah sekali. Apa oppa hyukkie sedang melihat salju ini??” Ucap yeoja yang sedang memegang stir bundarnya
Lampu hijau kini sudah menyala dan chae rin segera menancapkan gasnya lagi. Saat dia sudah berbelok di sebuah jalan kecil menuju rumahnya, mendadak ponselnya berdering begitu kencang. Chae rin merasakan getaran itu kemudian meraih ponselnya dari tas kecilnya. Karena ponselnya bergetar kencang, ponsel di tangan chae rin terjatuh ke dekat pedal gas. Chae rin lalu meraih ponselnya dan tidak melihat ke jalan. Badannya menunduk  dan mencoba meraih ponsel yang masih bergetar dan berdering itu. Setelah ponsel itu berasih diambilnya dan chae rin membaca nama penelpon di ayar ponselnya.
“Sungmin oppa?” chae rin membaca pemanggil lalu melihat ke jalan lagi
Saat melihat ke jalan, terlihat seorang namja berpakaian hitam sedang berlari menyebrang jalan.
“OMO!!” teriak chae rin langsung mengerem mendadak mobilnya
*Groobyaakk!! *bbrrrruuuuukkk!!!! Terdengar suara keras bahwa mobilnya menabrak sesuatu atau mungkin bahkan menabrak seseorang.
“YA TUHAN!!” chae rin yang kepalanya tertunduk di stirnya lalu melihat ke depan
“Apa yang barusan ku tabrak tadi??” chae rin lalu turun dari mobil dan melihat ke bagian depan mobilnya
“Aigoo!! Eottokke!!” teriaknya ketika melihat seorang namja terkapar di tanah dengan kondisi kepalanya yang berdarah
Darah namja itu mengalir dari kepalanya dan membuat salju yang putih itu berubah menjadi berwarna merah. Chae rin langsung panic saat itu juga.
“Eottokke???!” chae rin mendekati namja yang tak sadar itu
“Omo!!!!! Aku harus apa ini!!!” chae rin terlihat bingung dan panik
“jika aku membawanya ke rumah sakit aku pasti akan berurusan dengan polisi. Aku tidak mau berurusan dengan polisi!!” chae rin terlihat menggigit kukunya
“Aku harus pergi! Ne! benar!” 

*tbc*
like + comment ne?

Related Articles

0 comments:

Posting Komentar