Author : Winahyu Saputri ( @winanaaa )
Cast :
Namja :
-
Lee Donghae 'Alexander Leethe Dragomir'
-
Cho Kyuhyun 'Lachain Shan Dragomir'
-
Choi Siwon 'Andrew
Shi Yuan Dragomir'
-
Lee
hyuk jae 'Leerant Luke Dragomir'
-
Kim
JongWoon (Yesung)
-
Lee
Sungmin
-
All
member super Junior, SMFamily, all korean artist
Yeoja :
-
Lee
Chae Rin
-
Choi
Ji Yoon
-
Kim
Hye In
-
Song
Ji Hyo a.k.a Galina
-
Boa
Kwon
-
SMFamily
and All Korean artist
Genre : Roman, Funky, Mystery, Horor, Friends,
Yadong etc.
ATTENTION
: Typo beterbangan!! :D
NB
: ff ini terinspirasi dari sebuah novel. Dan tidak ada tindakan plagiat. J
“Dia
mangsaku hyung!”
“Bagaimana
kau bisa berkata dia mangsamu! Aku mengincarnya terlebih dahulu!” elak si namja
berbadan besar
“Suaranya?
Seperti??”
“Aku
mengincarnya sejak berada di Seoul!” ucap si namja itu dengan darah yang masih
segar di sekitar gigi taringnya
“Donghae!
Apa yang kau lakukan lagi! Kenapa kau selalu mengacaukan semuanya!” namja kurus
yang tergeletak di tanah itu kini bangkit
“Sudah
ku bilang dia mangsaku!!” teriaknya lalu memiting badan chae rin
Kedua
namja itu terdiam melihat donghae yang mulai marah dan menampakkan gigi
taringnya bersama yeoja yang di sanderanya. Kedua orang itu hanya mematung.
“Aku
masih memiliki mangsa di dekat sungai! Ambil mereka! Yeoja ini bagianku!”
“Kami
yang melihatnya terlebih dahulu!”
“Lihat!
Aku akan membunuhnya sekarang!” mulut donghae terbuka lebar dan darah di
taringnya menetes di leher chae rin
“YAH!”
teriak si namja berbadan besar
Dengan
cepat donghae langsung mengarahkan gigi taringnya di leher chae rin. Chae rin
lalu memejamkan matanya dalam-dalam dan berdoa agar tidak terjadi sesuatu yang
buruk. Tiba-tiba gigi taringnya menggores kulitnya bahkan menancap di leher
chae rin. Kedua sosok pria itu lalu pergi menuju sungai.
------------Chae
Rin Pov------------
“Lihat!
Aku akan membunuhnya sekarang!” teriaknya saat memelukku dan tetesan darah dari
taringnya membasahi leherku. Dingin sekali darah yang menetes itu sampai
membuat bulu kudukku berdiri lagi.
“YAH!”
tiba-tiba si namja berbadan besar itu berteriak. Sebenarnya aku sangat takut!
Tapi meskipun begitu, entah di tangan donghae atau di tangan namja di hadapanku
ini, aku pasti akan mati. Aku takut sekali! Aku mencoba memejamkan mata dan
berharap cemas tidak akan terjadi sesuatu yang buruk.
Tiba-tiba
aku merasakan sebuah sengatan yang begitu dahsyat di leherku. Awalnya terasa
begitu sakit, namun lama kelamaan gigitan itu berubah menjadi manis. Sangat
manis bahkan jika di jabarkan mungkin terasa nikmat. Ini lebih nikmat dari
menggunakan narkotika atau bahkan melakukan seks. Meskipun aku belum pernah
melakukan semua itu. Aku hanya merasakan donghae mengigitku dan tidak menghisap
darahku. Karena aku terlalu kelelahan dan ketakutan, tubuhku langsung lemah dan
pandanganku mulai kabur dan tak bisa ku jaga.
-------end------------
Pagi harinya di kediaman rumah
donghae..
Chae
rin yang tidak sadarkan malam itu langsung terbangung dan saat dia terbangun,
dilihatnya tubuhnya terbaring di atas ranjang yang empuk dan mewah. Chae rin
bangkit dari ranjang itu dan berjalan keluar. Saat berjalan keluar, chae rin
menemui sebuah cermin yang lebar dan hampir menutupi sepertiga sisi dinding
bercatkan putih itu. Yeoja yang baru terbangun itu lalu melihat ke arah cermin
lalu dia menyingkirkan rambut hitamnya yang menutupi leher.
“Omo,
aku, aku??” chae rin memegangi bekas gigitan itu
“Gwaenchanna??”
Tanya seseroang dari belakang dan chae rin menoleh
“Donghae?!”
ucanya sedikit terkejut
“Kau
baik-baik saja?” tanyanya sambil mendekati yeoja yang berdiri di depan cermin
“Ap..aa..apa
yang kau??” chae rin menoleh ke arah cermin dan betapa terkejut dirinya
“Bayanganmu
tidak memantul di cermin!” chae rin menoleh lagi ke arah donghae
“Molla,
aku sejak dulu tidak tahu kenapa bayanganku tidak memantul di cermin.”
“Oh?!
Kenapa kemarin malam kau menggigitku! Menjauh dariku!” chae rin langsung
bergerak menjauhi donghae
Doghae
tertawa sedikit.
“Kau
ini kenapa? Aku sudah menolongmu tadi malam.”
“Mworago?!
Kau menggitku dan pasti aku sudah menjadi vampire atau dhampir!?”
“Kau
ini lucu sekali.” Donghae mendekati chae rin lagi
Kini
chae rin terdiam dan membiarkan donghae mendekatinya bahkan menyentuh
rambutnya. Tangan donghae menyingkirkan rambut panjang chae rin yang menutupi
lehernya.
“Ini
tidak parah, aku hanya mengigitmu dan tidak mengisap darahmu.”
“Lalu
kenapa kau harus menggigitku!?”
“Untuk
simulasi, dhampir tidak akan meminum darah dari mangsa yang sudah digigit
dhampir lain. Menurut kami itu menjijikkan.”
“Ah,
tapi kenapa kau menolongku!? Kau tidak ada niat untuk membunuhku??!”
“Mwo?
Membunuhmu? Ah mungkin nanti.” Donghae berjalan menuju dapurnya
*gleep.
Chae rin menelan ludahnya dan mulai takut lagi.
“Kenapa
melamun? Kau tidak mau makan?”
“Omo,
aku terakhir makan hanya kemarin sore.” Bisik chae rin sambil memegangi
perutnya lalu mengikuti langkah kaki donghae
Setelah
sampai di depan meja makan, dilihatnya banyak sekali makanan lezat seperti
makanan manusia di hadapan mereka. Chae rin lalu duduk di sebuah kursi yang
berhadapan dengan kursi donghae. Donghae lalu memulai makannya dan mengambil
sebuah botol dan menuangkannya ke gelas. Warna minuman itu merah darah.
“Kenapa
kau tidak makan?” Tanya donghae menghentikan makannya
“…..”
chae rin mematung takut
“Tenang
saja ini tidak beracun.” Donghae melanjutkan makannya lagi
“Apa
itu darah?” Tanya chae rin sambil menunjuk gelas berwarna merah karena minuman
dari botol itu
“Mwo??”
donghae tertawa
“Apa
semua yang berwarna merah menurutmu darah? Ini wine dari Chili.” Jelas donghae
“Dan
harganya mahal,” donghae lalu menyipitkan matanya
“Kau
orang kaya? Lalu kenapa kau waktu ketemui mengenakan pakaian kumal seperti
gelandangan?”
“Itu
karena aku sedang berburu, ketika dhampir berburu, maka kami hanya akan
mengenakan pakaian yang ala kadarnya. Yah, itu
termasuk simulasi juga.”
“Dia
tampak lebih tampan ketika mengenakan pakaian mewah dan tinggal di rumah mewah
seperti ini.” Batin chae rin sambil memandang wajah donghae yang sedang makan
“kenapa
masih diam saja??” Tanya donghae memandang wajah chae rin
“Ah
ne.” chae rin lalu mengambil makanan
******
Siang harinya di kediaman rumah
donghae.
Chae
rin sedang duduk di ruang tamu dan terdiam masih sedikit takut jika donghae
sewaktu-waktu akan membunuhnya.
“Akan
kuantar pulang sekarang.” Ucap donghae
“mwo?
Ani!” chae rin langsung berdiri
“Eh?
Wae?”
“Aku
memang sengaja kemari karena aku ingin mencari kau dan berharap kau bisa
membantuku.”
“kenapa
kau begitu memikirkan oppamu itu? Belum tentu dia memikirkanmu.”
“Setidaknya
biarkan aku memastikan bahwa dia belum mati.”
“Aku
tidak bisa. Aku akan segera mengantarkanmu ke Seoul.”
“Siro!
Siro!” chae rin menghadang jalannya donghae
“Aku
tidak bisa! Aku tidak bisa membahayakan nyawamu diantara kerumunan vampire dan
dhampir!”
“Kumohon…”
chae rin langsung bersimpuh di hadapan donghae
“Biarkan
aku melihatnya. Aku rela melakukan apapun yang kau mau. Aku rela darahku kau
hisap, aku rela menjadi pengikutmu, aku rela kau tiduri…” ucapan chae rin
langsung terhenti
“Yah
yah yah! Baiklah!”
“Jeongmal?!”
chae rin nampak girang dengan jawaban iya dari donghae
“Ne
dan kau harus melakukan apapun yang ku mau setelah kau menemui oppamu.”
“Ne!
aku berjanji!”
“Apa
yang dapat kau jadikan jaminan untukku??”
“Aku
akan terus bersamamu agar kau yakin aku tidak akan kabur.” Mata sayup chae rin
membuat donghae tersentuh
“Hm…”
donghae melihat tubuh chae rin lagi dari atas sampai bawah
“Dia
cantik juga, jadi tidak membuatku malu jika ku bawa kemana-mana.” Batin donghae
“Eottokke??”
“Hm,
baiklah, aku setuju.”
“Woooah,
kau keren sekali tuan dhampir!”
“Sudah
simpan basa-basimu.” Donghae lalu duduk di sofa empuknya
“Jadi
kapan kau akan membawaku ke tempat dimana oppaku berada??” chae rin juga ikut
duduk si samping donghae
“eh?!
Andwae! Tidak bisa sekarang!”
“Wae!”
“Apa
kau tidak tahu ini musim apa?”
“Dingin,
lalu hubungannya apa?!”
“Aku
hanya bisa membawamu pergi ke pusat
peradaban vampire setelah libur musim dingin berakhir.”
“apa
maksudmu??” chae rin mendekati donghae dan tidak sengaja melihat sebuah jas
berwarna hitam sedang tersampir di punggung sofa itu
“Hm?
VA ? apa ini? Seperti seragam sekolah?” chae rin mengangkat jas hitam itu dan
melihat logo seperti logo sekolah di kantong saku jas tersebut
“Vampire
Academy.” Sahut donghae
“Kau
masih sekolah? Berapa umurmu?! Ah! Kau seharusnya sedikit sopan dengan nunamu
ini!” chae rin nampak percaya diri dan
mengira donghae lebih muda darinya
“Aku
sudah kuliah,”
“Oh,
jeosonghamnidah.” Chae rin meletakan jas itu dan menundukkan kepala
“Kalau
kau ingin bertemu oppamu, kau harus masuk kesana. Dan menunggu liburan musim
dingin berakhir. Setelahnya, kau bisa berpura-pura menjadi murid disana.”
“Mwo?
Kau ingin aku bergaul dan berada
diantara kerumunan makhluk yang selalu ingin membunuhku??”
“Kau
tidak mau? Terserah kau saja, aku tidak terlalu mempedulikan hal itu.” Donghae
beranjak dari sofanya dan berjalan menuju kamarnya
“Ani!
Aniya! Aku mau, aku mau..” sahut chae rin dan menghentikan langkah kaki donghae
“Lagipula,
setelah lulus SMA aku belum menentukan akan kuliah dimana.”
“Hm,
bagus.” Donghae mengerdikan bahunya
“Lalu
bagaimana supaya aku tidak di kenali ketika berada diantara kalian?”
“Ambilah
beberapa bunga mawar di halaman rumahku, bunga itu dapat menetralkan bau darah.
Lalu berdandanlah selayaknya dhampir. Setidaknya buat wajahmu pucat.”
“Arrasseo!
Gamsahamnidah!” chae rin melakukan bow berkali-kali
“Ku
kira kau orang yang keras kepala, ternyata kau orang yang gampangan sekali.
Ck.” Donghae meninggalkan chae rin di ruang tamunya
“Ck!
Aku memang keras kepala! Tapi demi oppaku aku rela melakukan apapun! Huh!” umpat yeoja yang masih mengenakan pakaian
yang sama setelah kejadian tadi malam
“Oh!
Pakaianku? Ponselku!? Aish! aku akan mengenakan apa !”
Chae
rin kemudian berjalan menuju kamar yang tadi di tidurinya dan ketika dia masuk
ke dalam ruangan itu, dilihatnya tumpukan pakaian yang tertata rapi di atas
ranjang itu.
“Kapan
dia meletakkannya disini?”
Chae
rin mendekat dan mengamati tumpukan pakaian itu yang ternyata berupa gaun
seluruhnya. Yeoja itu memegang dan melihat gaun-gaun itu. Ada gaun ketat sutra
berwarna merah, gaun rajutan pas badan dan bertangan panjang yang tepiannya
dihiasi satin, gaun sifon bergaris pinggang tinggi sepanjang tumit. Dan
semuanya ukuran badan chae rin.
“Oh,
bagus sekali. Aku sebuah boneka.”
“Benar,
dia berhak melakukan apapun yang dia inginkan.”
Tiba-tiba
donghae datang.
“Bersiap-siaplah,
aku akan mengajakmu ke kota.”
“Oh
ne.” chae ring membereskan pakaian itu lalu bersiap-siap
<SKIP>
Sekitar 1 jam kemudian..
---------Donghae
Pov--------
Baik,
dia lama sekali! Atau jangan-jangan dia melarikan diri! Aku tidak tahu kenapa
aku begitu takut yeoja itu kabur? Huh, setelah kejadian seminggu yang lalu,
jantungku ketika tidak melihatnya terasa sakit. #donghae memegang dadanya#
hish! Lama sekali! Aku tidak suka menunggu! Atau jangan-jangan dia kabur?!
---------------------------------
Donghae
kemudian berlari ke arah kamar chae rin. Dan tiba-tiba chae rin keluar dari
kamarnya mengenakan gaun ketat sutra berwarna merah yang disiapkannya. Donghae
menghentikan langkah larinya. Matanya terpana melihat yeoja itu begitu anggun
mengenakan gaun merah darah itu.
“Baiklah,
dia cantik sekali. Terlalu cantik. Baunya, harum bunga mawar, wajahnya pucat,
tatapan matanya tiada ampun.” Batinnya ketika chae rin berjalan mendekatinya
“Aku
sama sekali tidak mencium bau manusia dalam dirinya. Rambutnya hitam lurus,
badannya yang tinggi langsing dengan kaki jenjang membuat jantungku berpacu
sangat kencang. Dia sepenuhnya seorang
vampire! Dan mulai saat ini, hatiku, di renggut oleh wanita ini.” Batin donghae
terpana
“Mian
lama.” Ucapan chae rin memecahkan lamunan donghae
“Ah
gwaenchanna. Palli.” Donghae memalingkan wajahnya dan berjalan cepat kedepan
Vampire Academy office…
Donghae
berjalan melewati lorong sepi bersama chae rin di belakangnya. Dekorasi ruangan itu berbau Eropa dan Korea.
Ada unsur Eropa yang kental tapi ada kombinasi dari korea sendiri. Lampu-lampu
yang bercatkan emas itupun membuat suasana eropanya memancar. Namja yang
mengenakan jubah panjang coklat selutut itu memimpin jalannya yeoja di
belakangnya yang mengenakan mantel berwarna biru tua. Mereka sampai di depan
kantor urusan penerimaan siswa dan donghae membuka pintu yang terlihat berat
itu,
“Annyeong
hasseo.” Sapa donghae kepada seorang yeoja separuh bawa yang duduk di ruangan
yang penuh rak buku itu
“Annyeong
hasseo. Oh Donghae, ada apa?” yeoja itu berdiri melihat donghae datang
“Jeosonghamnidah
Miss Hye In. Aku kemari ingin mengantarkan temanku yang akan bersekolah disini.
Mohon kerja sama mengurusi administrasi pendaftarannya.”
“Annyeong
hasseo.” Chae rin terlihat canggung kemudian melakukan bow dan suaranya sedikit
gemetar
“Dari
mana asalnya??”
“mmmm….”
Donghae berfikir dan chae rin melirik ke arah donghae
“Dia
keluarga dhampir dari Korea tapi bertempat tinggal di Siberia!” sahut donghae
“Ah?
Dhampir??” hye in mengamati tubuh chae rin dari atas sampai bawah
“Ne?”
donghae mengigit giginya
“Aku
tidak tahu kenapa kau sering menemui hal aneh. Tapi ciri-ciri fisiknya seperti
vampire, kau yakin dia dhampir??”
“Ne,
aku dhampir! Aku masih belajar beberapa jurus judo!” sahut chae rin sambil
mempraktekkan gerakan judonya
“Hm,
baiklah. Aku akan mengurusi administrasinya.” Ucap yeoja yang mengenakan kaca
mata
“Gamsahamnidah
Miss!”
“Siapa
namanya?”
“Lee
Chae Rin imnida.” Chae rin membalas pertanyaan Miss Hye In
“Ah,
baiklah kalau begitu. Kalian bisa pergi.”
“Gamsahamnidah!”
mereka berdua lalu keluar dari ruangan itu
<SKIP>
Di
perjalanan menuju ruangan selanjutnya, chae rin nampak begitu senang.
“Aku
mulai menyukai ini semua! Kenapa begitu mudahnya mendapatkan sekolah! Tidak
perlu ada ujian!”
“Tapi
hampir saja kau dalam bahaya.” Sahut donghae
“Hm,
kenapa dia mengiraku seorang vampire?? Sebenarnya apa perbedaan antara vampire
dan dhampir??” mereka masih terus berjalan sampai keluar dari akademi itu
“Hm..
banyak sekali.” Balas donghae sambil melihat kakinya yang menginjak salju
“Apa
saja?? Beritahu aku!” beberapa orang yang lewat di hadapan mereka mengamati
mereka
“Hm,vampire
itu kebanyakan berasal dari kaum bangsawan. Sedangkan dhampir hanya berasal
dari kaum biasa. Dan dhampir itu hanya kaum bawahan yang mungkin dianggap tidak
ada harganya di mata kaum bangsawan.”
“Lalu…”
“Vampire
selalu di junjung tinggi dan selalu di lindungi karena mereka hampir punah. Dan
kami, kaum dhampir adalah makhluk setengah vampire dan setengah manusia. Kami
dikaruniai kekuatan dan ketangguhan manusia sekaligus reflek dan indra yang
kuat dari vampire. Kami dilatih untuk menjaga, melindungi bahkan merelakan
nyawa kami demi melindungi kaum
Vampire.”
“Oh
geurae?? Lalu kenapa miss Hye In bisa mengiraku sebagai vampire hanya dengan
cara melihatku saja?”
“Dari
ciri-ciri fisik kami juga berbeda. Vampire itu kebanyakan berbadan langsing dan
tinggi. Sedangkan dhampir berbadan sedikit pendek dan kekar penuh otot. Untuk
vampire yeoja, mereka berbadan langsing dan anggun, bentuk tubuh para dhampir
yeoja lebih berlekuk, dada dan pinggul mereka lebih menonjol. Ya mungkin bisa
dikatakan nakal.”
“Hmmm…
mungkin bentuk tubuhku yang membuat Miss Hye In mengira aku seorang vampire..”
chae rin mendengarkan seksama
“Wajah
mereka tampan, cantik, kulit mereka mulus dan rapuh. Wajah kami seperti manusia
dan mungkin terlihat seperti manusia jika dilihat sekilas. Mereka berkulit
sangat pucat karena mereka sering berada di dalam ruangan. Sementara kami
berkulit biasa karena kami sering
berlatih di luar ruangan. Rambut mereka hitam pekat, dengan mata yang merah
terang. Rambut kami merah kecoklatan karena sengatan sinar matahari. Tapi
karena jaman sudah maju dan modern, banyak dari kami yang mewarnai rambut
berbagai macam warna.”
“Ada
lagi??”
“Vampire
lebih suka menunggu mangsa yang di bawakan dhampir daripada berburu. Kami lebih
suka berburu.”
“Dan
kau seorang vampire??” sahut chae rin dengan wajah innocent
“mwo?!
Apa maksudmu!? Sudah ku bilang aku ini dhampir?!”
“Tidak
mungkin! Ciri-ciri fisikmu mirip sekali dengan vampire! Mana bisa kau menjadi
dhampir!”
“Yah!
Kata orang aku ada kesalahan gen!”
“Oh?
Ada hal semacam itu di dunia vampire?”
“Menurutmu?!”
“Ah
arrasseo arrasseo..”
“Coba
kau bedakan mana yang vampire dan mana yang dhampir?” donghae menunjuk beberapa
orang yang lewat di hadapan mereka
Ada
seorang namja berbadan pendek dengan tubuh yang kekar dan wajah yang sangar.
“Baik
dia seorang dhampir.”
“Bagaimana
dengan yang itu?” donghae menunjuk lagi yeoja yang berbadan seksi
“Dhampir!”
“Dhampir!
Dhampir! Dhampir lagi! Dan dhampir!? Disini dhampir semua! Kau membohongiku!?”
“Aniya?
Semua orang yang berkeliaran selain di istana adalah seorang dhampir! Hahah!”
donghae tertawa puas dan berlari meninggalkan chae rin
“YASH!
YAAH!!” chae rin terlihat kesal dan mengejar donghae
*******
Kediaman Sungmin pukul 02.34 p.m
KSTnamja berambut kecoklatan itu
terlihat sedang memegangi ponselnya. Raut wajahnya menunjukkan bahwa
dirinya sedang khawatir.
“Kenapa
dia belum mengabariku?” gumamnya pelan
“Lebih
baik ku telfon dia.” Sungmin kemudian menelfon nomor chae rin
“tuuuut…”
panggilan itu tersambung
Sungmin
masih menunggu panggilannya diangkat.
“Tulalit…”
mendadak panggilan itu terputus
“Mwo?
Apa dia sedang istirahat???”
********
Beberapa minggu kemudian di kediaman
Donghae
Musim
dingin akan segera berlalu dan akan berganti musim semi yang hangat. Salju
mulai mencair perlahan diikuti cahaya matahari yang datang menghangatkan
lingkungan sekitar. Chae rin yang terbangun dari kamarnya kemudian memandangi
jendela dan melihat pemandangan yang indah pagi itu. Saat memandangi
pemandangan luar yang indah, tiba-tiba namja berambut cokelat ke orangean
dengan eyeliner hitam dan pandangan mata jahat datang di kamarnya itu.
“Sudah
bersiap-siap?” Tanya namja yang mengenakan seragam sekolah dengan logo sekolah
VA
“Mwo?”
di sela-sela kebingungannya chae rin terpana dengan gaya rambut baru namja di
hadapannya itu
“Saatnya
kembali ke sekolah. Kau sudah membereskan barangmu?”
“Huh?
Untuk apa?”
“Asrama.”
“Asrama!?”
chae ring mengangkat satu alisnya
<SKIP>
Setelah bersiap-siap, chae rin dan
donghae sampai di depan gerbang Akademi Vampire yang begitu megahnya di
tengah-tengah hutan di daratan Mekpo. Entah sihir apa yang berhasil membuat
akademi ini tidak dapat ditemukan oleh manusia. Sebuah jalan lebar bebas hampatan dan panjang
menemani langkah kaki mereka menuju gerbang berpagar besi hitam yang tinggi
tepat 20 meter di hadapan mereka. Gerbang itu sudah terbuka, dan beberapa murid
yang membawa koper masuk sambil bercengkrama dengan rekan mereka satu sama
lain. Chae rin takjub melihat akademi yang begitu luas ini.
“Jangan
terlalu menunjukkan wajah kagummu.” Bisik donghae sambil menarik kopernya
“Oh?
Begitu jelaskah??!” chae rin yang juga menarik kopernya terkejut
“Jaga
sikap.” Ucapan donghae kini menjadi dingin
“Ne.”
chae rin hanya mengikuti donghae dari belakang dan kedua orang itu kini sudah
memasuki gerbang agung Vampire Academy
Saat
sudah memasuki halaman depan universitas itu banyak yeoja yang mengamati mereka
berdua. Akademi itu berbentuk seperti bangunan Eropa yang kuno dengan lonceng
gereja besar di atasnya. Makhluk-makhluk berwajah pucat itu berbisik
membicarakan donghae dan chae rin.
“Siapa
dia?” bisik salah satu dari mereka
“Donghae?
Dia bersama donghae!” bisik yang lainnya
“Apa?
Apa? Apa dia yeoja chingu donghae oppa??”
“Oppaku….”
Rengek mereka
Donghae
dan chae rin kini sudah memasuki gedung akademi dan sebuah karpet merah tergelar
memanjang di depan pintu sampai di sebuah tangga besar yang bercabang dua itu.
(Kaya Sekolahnya Harry Potter gitu deh. Nah gitu, bisa bayangin kan??)
“Sekolah
apa ini donghae??”
“Sudah
simpan saja perkataanmu nanti.” Bisik donghae dari depan
Mereka
berdua melewati beberapa namja dan yeoja yang baru saja datang maupun yang
sudah datang. Di sebuah kerumunan vampire dan dhampir itu, terlihat ada
sekerumun murid yang nampak seperti orang kaya disana. 2 orang namja dan
seorang yeoja.
“Bukankah
itu donghae?” ucap seorang namja yang rambutnya sedikit menggelombang
“Huh?”
yeoja berambut pirang di antara ketiga namja itu menoleh ke arah donghae dan
chae rin
“Tapi
siapa yang bersama donghae?” Tanya namja bermata indah dan berbadan tinggi itu
“Apa
dia yeoja chingunya??” bisik lagi diantara mereka
Donghae
yang berganti gaya rambut menjadi berwarna cokelat ke orange itu berjalan
dengan angkuhnya dan semua yeoja memandangi namja tampan itu. Sementara itu,
chae rin hanya menundukkan kepalanya dan tidak berani melihat para vampire dan
dhampir yang membicarakannya.
“Siapa
dia??” Tanya yang lain lagi di basement itu
“Bagaimana
dengan Sandara?” bisik yang lain saat
melewati yeoja berambut pirang dan kedua namja dan yeoja berambut pirang itu
mendengarnya
“Ada
apa ??” Tanya namja di sampingnya
“Tidak
ada apapun Henry.” Yeoja bernama Sandara itu kemudian bejalan menjau dari
kerumunan
“Ada
apa dengan hubungan Dara dan Donghae?” Tanya chingunya lagi
“Molla
Zoumy-sshi.”
Di
sisi lain, terlihat dua orang namja yang sedang mengobrol. Mereka melihat chae
rin dan terpana.
“Cantik
juga dhampir itu.” Ucap namja yang menyilangkan lengannya
“Kyuhyun-ah,
berhentilah memburu dhampir.” Sela rekan obrolannya
“Tapi
dia lebih pantas menjadi seorang vampire.”
Setelah mereka melewati basement,
chae rin dan donghae berada di sebuah koridor yang sepi. Donghae lalu
menghentikan langkah kakinya dan membalikkan badannya.
“Kita
akan berpisah ketika berada di asrama. Tapi jika jam istirahat dan makan kita
akan bertemu lagi. Kau juga bisa mengunjungi kelasku. Aku tingkat 3 dan kelasku
berada di lantai 4.” Ucap namja itu dengan wajah yang kembali seperti saat di
rumahnya
“Tapi,
bagaimana aku menangani vampire dan dhampir itu??”
“Kau
hanya perlu bersikap biasa. Jangan menunjukkan dirimu yang sebenarnya dan….”
Mata donghae beralih ke bekas gigitannya di leher chae rin
“Sembunyikan
bekas gigitan itu!”
“Wae??”
chae rin menyingkirkan rambutnya
“Pokoknya
kau harus menyingkirkannya. Jangan sampai orang lain tahu kalau aku yang
menggigitmu!”
“Ck!
Baiklah!” chae rin lalu menutupi bekas lukanya lagi dan memandangi namja seksi
di hadapnnya itu
“OMO!
Galina datang!” teriak namja sambil berlari menuju basement
“Nugu?
Nugu?? Siapa galina itu??” Tanya chae rin penasaran
“Sudah
kau ikut saja. Kau akan tahu sebenarnya.” Donghae menggandeng tangan chae rin
dan menariknya menuju basement
“Demi
Tuhan, tangan namja yang menyentuhku ini sedingin es.” Chae rin hanya dapat
menyimpan semua perkataannya di dalam hati
Basement Vampire Academy
at 05.00 p.m KST.
Semuanya
sudah berkumpul disana. Kerumunan makhluk penghisap darah yang menyatu di
basement. Semuanya berdiri dan memandang ke arah tangga yang bercabang dua
dengan karpet merah itu. Para murid yang mengenakan seragam hitam dengan
bawahan berwarna coklat itu kemudian menyingkir dari karpet merah setelah
beberapa penjaga meminta mereka menyingkir dari karpet merah. Tak berapa lama,
datang serombongan makhluk makhluk berwajah pucat dari pintu masuk dan diawal banyak
sekali penjaga. Para murid melihat dan mereka diam seribu bahasa. Rombongan itu
berjalan melewati para murid dan di bagian tengah terlihat seorang yeoja
berpakaian mewah dengan dandanan sempurna untuk wanita berumur sekitar
40tahunan. Wajahnya angkuh dan tak ada senyuman dari bibirnya. Di samping yeoja
itu terlihat yeoja yang sepertinya di kenal Chae rin.
“Bukankah
dia Miss Hye In?”
“Kau
benar. Tapi lihatlah yang berada disampingnya.”
“Apa
dia yang bernama Galina?” bisik chae rin di belakang donghae
“Kau
bisa manggilnya Galina. Tapi kau juga bisa memanggilnya Jihyo. Dia ratu
vampire.”
“Mwo??
Dia?! Oh daebak!”
Tepat
di belakang Jihyo kemudian terlihat seorang namja berambut coklat dengan jubah
hitam panjang selutut dan celana kulot hitam dengan sepatu hitam mengkilap
berjalan mengikuti Jihyo. Pria berwajah pucat dengan tatapan mata yang kosong
itu terlihat begitu menawan untuk semua yeoja. Chae rin membuka matanya
lebar-lebar saat itu juga. Setelah namja itu melewati mereka dan sudah berada
di depan, chae rin masih memandangi namja itu dari belakang.
“Eunhyuk
oppa???” chae rin tak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya
“Benar
dia?” Tanya donghae
“Ne,
benar! Benar! Itu dia!” chae rin bergegas berlari menuju ke arah eunhyuk
“Mwoaringoya!”
bentak donghae dan suaranya di redam sambil mencengkram pergelangan tangan chae
rin
“Apa
yang kau lakukan !? lepaskan aku! Dia oppaku!” chae rin memelototi donghae dan
suaranya diredam pula
“Kau
gila?! Kau bisa tertangkap! Dia sekarang adalah pendamping Galina! Dia bukan
eunhyukmu lagi! Bahkan dia mungkin tidak mengenalmu!”
“Apa maksudmu?!”
“Dia sudah diubah menjadi
vampire. Semua orang bukan mengenalnya sebagai Eunhyuk, tapi Leerant Luke
Dragomir. Dia sering di panggil Leerant dan dia kan menjadi suami Galina.”
“mworago?! Oppaku sudah menikah!?
Apa mereka gila!”
“Jangan bahas disini!”
“Yeoja yang bernama Jihyo atau
galina itu sama sekali tidak hebat! Kutarik kembali kata-kataku tadi!”
like + comment ?
0 comments:
Posting Komentar