In

[Fanfiction Super Junior] Blood Promise Part 3


Author             : Winahyu Saputri ( @winanaaa )
Cast     : 
Namja :
-          Lee Donghae 'Alexander Leethe Dragomir'
-          Cho Kyuhyun 'Lachain Shan Dragomir'
-          Choi Siwon 'Andrew Shi Yuan Dragomir'
-          Lee hyuk jae 'Leerant Luke Dragomir'
-          Kim JongWoon (Yesung)
-          Lee Sungmin
-          All member super Junior, SMFamily, all korean artist
Yeoja   :
-          Lee Chae Rin
-          Choi Ji Yoon
-          Kim Hye In
-          Song Ji Hyo a.k.a Galina
-          Boa Kwon
-          SMFamily and All Korean artist
Genre   : Roman, Funky, Mystery, Horor, Friends, Yadong etc.
ATTENTION : Typo beterbangan!! :D
NB : ff ini terinspirasi dari sebuah novel. Dan tidak ada tindakan plagiat. J
 

“Dia mangsaku hyung!”
“Bagaimana kau bisa berkata dia mangsamu! Aku mengincarnya terlebih dahulu!” elak si namja berbadan besar
“Suaranya? Seperti??”
“Aku mengincarnya sejak berada di Seoul!” ucap si namja itu dengan darah yang masih segar di sekitar gigi taringnya
“Donghae! Apa yang kau lakukan lagi! Kenapa kau selalu mengacaukan semuanya!” namja kurus yang tergeletak di tanah itu kini bangkit
“Sudah ku bilang dia mangsaku!!” teriaknya lalu memiting badan chae rin
Kedua namja itu terdiam melihat donghae yang mulai marah dan menampakkan gigi taringnya bersama yeoja yang di sanderanya. Kedua orang itu hanya mematung.
“Aku masih memiliki mangsa di dekat sungai! Ambil mereka! Yeoja ini bagianku!”
“Kami yang melihatnya terlebih dahulu!”
“Lihat! Aku akan membunuhnya sekarang!” mulut donghae terbuka lebar dan darah di taringnya menetes di leher chae rin
“YAH!” teriak si namja berbadan besar
Dengan cepat donghae langsung mengarahkan gigi taringnya di leher chae rin. Chae rin lalu memejamkan matanya dalam-dalam dan berdoa agar tidak terjadi sesuatu yang buruk. Tiba-tiba gigi taringnya menggores kulitnya bahkan menancap di leher chae rin. Kedua sosok pria itu lalu pergi menuju sungai.

------------Chae Rin Pov------------
“Lihat! Aku akan membunuhnya sekarang!” teriaknya saat memelukku dan tetesan darah dari taringnya membasahi leherku. Dingin sekali darah yang menetes itu sampai membuat bulu kudukku berdiri lagi.
“YAH!” tiba-tiba si namja berbadan besar itu berteriak. Sebenarnya aku sangat takut! Tapi meskipun begitu, entah di tangan donghae atau di tangan namja di hadapanku ini, aku pasti akan mati. Aku takut sekali! Aku mencoba memejamkan mata dan berharap cemas tidak akan terjadi sesuatu yang buruk.
Tiba-tiba aku merasakan sebuah sengatan yang begitu dahsyat di leherku. Awalnya terasa begitu sakit, namun lama kelamaan gigitan itu berubah menjadi manis. Sangat manis bahkan jika di jabarkan mungkin terasa nikmat. Ini lebih nikmat dari menggunakan narkotika atau bahkan melakukan seks. Meskipun aku belum pernah melakukan semua itu. Aku hanya merasakan donghae mengigitku dan tidak menghisap darahku. Karena aku terlalu kelelahan dan ketakutan, tubuhku langsung lemah dan pandanganku mulai kabur dan tak bisa ku jaga.
-------end------------
            Pagi harinya di kediaman rumah donghae..
Chae rin yang tidak sadarkan malam itu langsung terbangung dan saat dia terbangun, dilihatnya tubuhnya terbaring di atas ranjang yang empuk dan mewah. Chae rin bangkit dari ranjang itu dan berjalan keluar. Saat berjalan keluar, chae rin menemui sebuah cermin yang lebar dan hampir menutupi sepertiga sisi dinding bercatkan putih itu. Yeoja yang baru terbangun itu lalu melihat ke arah cermin lalu dia menyingkirkan rambut hitamnya yang menutupi leher.
“Omo, aku, aku??” chae rin memegangi bekas gigitan itu
“Gwaenchanna??” Tanya seseroang dari belakang dan chae rin menoleh
“Donghae?!” ucanya sedikit terkejut
“Kau baik-baik saja?” tanyanya sambil mendekati yeoja yang berdiri di depan cermin
“Ap..aa..apa yang kau??” chae rin menoleh ke arah cermin dan betapa terkejut dirinya
“Bayanganmu tidak memantul di cermin!” chae rin menoleh lagi ke arah donghae
“Molla, aku sejak dulu tidak tahu kenapa bayanganku tidak memantul di cermin.”
“Oh?! Kenapa kemarin malam kau menggigitku! Menjauh dariku!” chae rin langsung bergerak menjauhi donghae
Doghae tertawa sedikit.
“Kau ini kenapa? Aku sudah menolongmu tadi malam.”
“Mworago?! Kau menggitku dan pasti aku sudah menjadi vampire atau dhampir!?”
“Kau ini lucu sekali.” Donghae mendekati chae rin lagi
Kini chae rin terdiam dan membiarkan donghae mendekatinya bahkan menyentuh rambutnya. Tangan donghae menyingkirkan rambut panjang chae rin yang menutupi lehernya.
“Ini tidak parah, aku hanya mengigitmu dan tidak mengisap darahmu.”
“Lalu kenapa kau harus menggigitku!?”
“Untuk simulasi, dhampir tidak akan meminum darah dari mangsa yang sudah digigit dhampir lain. Menurut kami itu menjijikkan.”
“Ah, tapi kenapa kau menolongku!? Kau tidak ada niat untuk membunuhku??!”
“Mwo? Membunuhmu? Ah mungkin nanti.” Donghae berjalan menuju dapurnya
*gleep. Chae rin menelan ludahnya dan mulai takut lagi.
“Kenapa melamun? Kau tidak mau makan?”
“Omo, aku terakhir makan hanya kemarin sore.” Bisik chae rin sambil memegangi perutnya lalu mengikuti langkah kaki donghae
Setelah sampai di depan meja makan, dilihatnya banyak sekali makanan lezat seperti makanan manusia di hadapan mereka. Chae rin lalu duduk di sebuah kursi yang berhadapan dengan kursi donghae. Donghae lalu memulai makannya dan mengambil sebuah botol dan menuangkannya ke gelas. Warna minuman itu merah darah.
“Kenapa kau tidak makan?” Tanya donghae menghentikan makannya
“…..” chae rin mematung takut
“Tenang saja ini tidak beracun.” Donghae melanjutkan makannya lagi
“Apa itu darah?” Tanya chae rin sambil menunjuk gelas berwarna merah karena minuman dari botol itu
“Mwo??” donghae tertawa
“Apa semua yang berwarna merah menurutmu darah? Ini wine dari Chili.” Jelas donghae
“Dan harganya mahal,” donghae lalu menyipitkan matanya
“Kau orang kaya? Lalu kenapa kau waktu ketemui mengenakan pakaian kumal seperti gelandangan?”
“Itu karena aku sedang berburu, ketika dhampir berburu, maka kami hanya akan mengenakan pakaian yang ala kadarnya. Yah, itu  termasuk simulasi juga.”
“Dia tampak lebih tampan ketika mengenakan pakaian mewah dan tinggal di rumah mewah seperti ini.” Batin chae rin sambil memandang wajah donghae yang sedang makan
“kenapa masih diam saja??” Tanya donghae memandang wajah chae rin
“Ah ne.” chae rin lalu mengambil makanan
******
            Siang harinya di kediaman rumah donghae.
Chae rin sedang duduk di ruang tamu dan terdiam masih sedikit takut jika donghae sewaktu-waktu akan membunuhnya.
“Akan kuantar pulang sekarang.” Ucap donghae
“mwo? Ani!” chae rin langsung berdiri
“Eh? Wae?”
“Aku memang sengaja kemari karena aku ingin mencari kau dan berharap kau bisa membantuku.”
“kenapa kau begitu memikirkan oppamu itu? Belum tentu dia memikirkanmu.”
“Setidaknya biarkan aku memastikan bahwa dia belum mati.”
“Aku tidak bisa. Aku akan segera mengantarkanmu ke Seoul.”
“Siro! Siro!” chae rin menghadang jalannya donghae
“Aku tidak bisa! Aku tidak bisa membahayakan nyawamu diantara kerumunan vampire dan dhampir!”
“Kumohon…” chae rin langsung bersimpuh di hadapan donghae
“Biarkan aku melihatnya. Aku rela melakukan apapun yang kau mau. Aku rela darahku kau hisap, aku rela menjadi pengikutmu, aku rela kau tiduri…” ucapan chae rin langsung terhenti
“Yah yah yah! Baiklah!”
“Jeongmal?!” chae rin nampak girang dengan jawaban iya dari donghae
“Ne dan kau harus melakukan apapun yang ku mau setelah kau menemui oppamu.”
“Ne! aku berjanji!”
“Apa yang dapat kau jadikan jaminan untukku??”
“Aku akan terus bersamamu agar kau yakin aku tidak akan kabur.” Mata sayup chae rin membuat donghae tersentuh
“Hm…” donghae melihat tubuh chae rin lagi dari atas sampai bawah
“Dia cantik juga, jadi tidak membuatku malu jika ku bawa kemana-mana.” Batin donghae
“Eottokke??”
“Hm, baiklah, aku setuju.”
“Woooah, kau keren sekali tuan dhampir!”
“Sudah simpan basa-basimu.” Donghae lalu duduk di sofa empuknya
“Jadi kapan kau akan membawaku ke tempat dimana oppaku berada??” chae rin juga ikut duduk si samping donghae
“eh?! Andwae! Tidak bisa sekarang!”
“Wae!”
“Apa kau tidak tahu ini musim apa?”
“Dingin, lalu hubungannya apa?!”
“Aku hanya bisa membawamu pergi ke  pusat peradaban vampire setelah libur musim dingin berakhir.”
“apa maksudmu??” chae rin mendekati donghae dan tidak sengaja melihat sebuah jas berwarna hitam sedang tersampir di punggung sofa itu
“Hm? VA ? apa ini? Seperti seragam sekolah?” chae rin mengangkat jas hitam itu dan melihat logo seperti logo sekolah di kantong saku jas tersebut
“Vampire Academy.” Sahut donghae
“Kau masih sekolah? Berapa umurmu?! Ah! Kau seharusnya sedikit sopan dengan nunamu ini!” chae rin nampak percaya diri  dan mengira donghae lebih muda darinya
“Aku sudah kuliah,”
“Oh, jeosonghamnidah.” Chae rin meletakan jas itu dan menundukkan kepala
“Kalau kau ingin bertemu oppamu, kau harus masuk kesana. Dan menunggu liburan musim dingin berakhir. Setelahnya, kau bisa berpura-pura menjadi murid disana.”
“Mwo? Kau ingin aku bergaul dan  berada diantara kerumunan makhluk yang selalu ingin membunuhku??”
“Kau tidak mau? Terserah kau saja, aku tidak terlalu mempedulikan hal itu.” Donghae beranjak dari sofanya dan berjalan menuju kamarnya
“Ani! Aniya! Aku mau, aku mau..” sahut chae rin dan menghentikan langkah kaki donghae
“Lagipula, setelah lulus SMA aku belum menentukan akan kuliah dimana.”
“Hm, bagus.” Donghae mengerdikan bahunya
“Lalu bagaimana supaya aku tidak di kenali ketika berada diantara kalian?”
“Ambilah beberapa bunga mawar di halaman rumahku, bunga itu dapat menetralkan bau darah. Lalu berdandanlah selayaknya dhampir. Setidaknya buat wajahmu pucat.”
“Arrasseo! Gamsahamnidah!” chae rin melakukan bow berkali-kali
“Ku kira kau orang yang keras kepala, ternyata kau orang yang gampangan sekali. Ck.” Donghae meninggalkan chae rin di ruang tamunya
“Ck! Aku memang keras kepala! Tapi demi oppaku aku rela melakukan apapun! Huh!”  umpat yeoja yang masih mengenakan pakaian yang sama setelah kejadian tadi malam
“Oh! Pakaianku? Ponselku!? Aish! aku akan mengenakan apa !”
Chae rin kemudian berjalan menuju kamar yang tadi di tidurinya dan ketika dia masuk ke dalam ruangan itu, dilihatnya tumpukan pakaian yang tertata rapi di atas ranjang itu.
“Kapan dia meletakkannya disini?”
Chae rin mendekat dan mengamati tumpukan pakaian itu yang ternyata berupa gaun seluruhnya. Yeoja itu memegang dan melihat gaun-gaun itu. Ada gaun ketat sutra berwarna merah, gaun rajutan pas badan dan bertangan panjang yang tepiannya dihiasi satin, gaun sifon bergaris pinggang tinggi sepanjang tumit. Dan semuanya ukuran badan chae rin.
“Oh, bagus sekali. Aku sebuah boneka.”
“Benar, dia berhak melakukan apapun yang dia inginkan.”
Tiba-tiba donghae datang.
“Bersiap-siaplah, aku akan mengajakmu ke kota.”
“Oh ne.” chae ring membereskan pakaian itu lalu bersiap-siap
<SKIP>
            Sekitar 1 jam kemudian..
---------Donghae Pov--------
Baik, dia lama sekali! Atau jangan-jangan dia melarikan diri! Aku tidak tahu kenapa aku begitu takut yeoja itu kabur? Huh, setelah kejadian seminggu yang lalu, jantungku ketika tidak melihatnya terasa sakit. #donghae memegang dadanya# hish! Lama sekali! Aku tidak suka menunggu! Atau jangan-jangan dia kabur?!
---------------------------------
Donghae kemudian berlari ke arah kamar chae rin. Dan tiba-tiba chae rin keluar dari kamarnya mengenakan gaun ketat sutra berwarna merah yang disiapkannya. Donghae menghentikan langkah larinya. Matanya terpana melihat yeoja itu begitu anggun mengenakan gaun merah darah itu.
“Baiklah, dia cantik sekali. Terlalu cantik. Baunya, harum bunga mawar, wajahnya pucat, tatapan matanya tiada ampun.” Batinnya ketika chae rin berjalan mendekatinya
“Aku sama sekali tidak mencium bau manusia dalam dirinya. Rambutnya hitam lurus, badannya yang tinggi langsing dengan kaki jenjang membuat jantungku berpacu sangat kencang.  Dia sepenuhnya seorang vampire! Dan mulai saat ini, hatiku, di renggut oleh wanita ini.” Batin donghae terpana
“Mian lama.” Ucapan chae rin memecahkan lamunan donghae
“Ah gwaenchanna. Palli.” Donghae memalingkan wajahnya dan berjalan cepat kedepan
            Vampire Academy office…
Donghae berjalan melewati lorong sepi bersama chae rin di belakangnya.  Dekorasi ruangan itu berbau Eropa dan Korea. Ada unsur Eropa yang kental tapi ada kombinasi dari korea sendiri. Lampu-lampu yang bercatkan emas itupun membuat suasana eropanya memancar. Namja yang mengenakan jubah panjang coklat selutut itu memimpin jalannya yeoja di belakangnya yang mengenakan mantel berwarna biru tua. Mereka sampai di depan kantor urusan penerimaan siswa dan donghae membuka pintu yang terlihat berat itu,
“Annyeong hasseo.” Sapa donghae kepada seorang yeoja separuh bawa yang duduk di ruangan yang penuh rak buku itu
“Annyeong hasseo. Oh Donghae, ada apa?” yeoja itu berdiri melihat donghae datang
“Jeosonghamnidah Miss Hye In. Aku kemari ingin mengantarkan temanku yang akan bersekolah disini. Mohon kerja sama mengurusi administrasi pendaftarannya.”
“Annyeong hasseo.” Chae rin terlihat canggung kemudian melakukan bow dan suaranya sedikit gemetar
“Dari mana asalnya??”
“mmmm….” Donghae berfikir dan chae rin melirik ke arah donghae
“Dia keluarga dhampir dari Korea tapi bertempat tinggal di Siberia!” sahut donghae
“Ah? Dhampir??” hye in mengamati tubuh chae rin dari atas sampai bawah
“Ne?” donghae mengigit giginya
“Aku tidak tahu kenapa kau sering menemui hal aneh. Tapi ciri-ciri fisiknya seperti vampire, kau yakin dia dhampir??”
“Ne, aku dhampir! Aku masih belajar beberapa jurus judo!” sahut chae rin sambil mempraktekkan gerakan judonya
“Hm, baiklah. Aku akan mengurusi administrasinya.” Ucap yeoja yang mengenakan kaca mata
“Gamsahamnidah Miss!”
“Siapa namanya?”
“Lee Chae Rin imnida.” Chae rin membalas pertanyaan Miss Hye In
“Ah, baiklah kalau begitu. Kalian bisa pergi.”
“Gamsahamnidah!” mereka berdua lalu keluar dari ruangan itu
<SKIP>
            Di perjalanan menuju ruangan selanjutnya, chae rin nampak begitu senang.
“Aku mulai menyukai ini semua! Kenapa begitu mudahnya mendapatkan sekolah! Tidak perlu ada ujian!”
“Tapi hampir saja kau dalam bahaya.” Sahut donghae
“Hm, kenapa dia mengiraku seorang vampire?? Sebenarnya apa perbedaan antara vampire dan dhampir??” mereka masih terus berjalan sampai keluar dari akademi itu
“Hm.. banyak sekali.” Balas donghae sambil melihat kakinya yang menginjak salju
“Apa saja?? Beritahu aku!” beberapa orang yang lewat di hadapan mereka mengamati mereka
“Hm,vampire itu kebanyakan berasal dari kaum bangsawan. Sedangkan dhampir hanya berasal dari kaum biasa. Dan dhampir itu hanya kaum bawahan yang mungkin dianggap tidak ada harganya di mata kaum bangsawan.”
“Lalu…”
“Vampire selalu di junjung tinggi dan selalu di lindungi karena mereka hampir punah. Dan kami, kaum dhampir adalah makhluk setengah vampire dan setengah manusia. Kami dikaruniai kekuatan dan ketangguhan manusia sekaligus reflek dan indra yang kuat dari vampire. Kami dilatih untuk menjaga, melindungi bahkan merelakan nyawa kami demi  melindungi kaum Vampire.”
“Oh geurae?? Lalu kenapa miss Hye In bisa mengiraku sebagai vampire hanya dengan cara melihatku saja?”
“Dari ciri-ciri fisik kami juga berbeda. Vampire itu kebanyakan berbadan langsing dan tinggi. Sedangkan dhampir berbadan sedikit pendek dan kekar penuh otot. Untuk vampire yeoja, mereka berbadan langsing dan anggun, bentuk tubuh para dhampir yeoja lebih berlekuk, dada dan pinggul mereka lebih menonjol. Ya mungkin bisa dikatakan nakal.”
“Hmmm… mungkin bentuk tubuhku yang membuat Miss Hye In mengira aku seorang vampire..” chae rin mendengarkan seksama
“Wajah mereka tampan, cantik, kulit mereka mulus dan rapuh. Wajah kami seperti manusia dan mungkin terlihat seperti manusia jika dilihat sekilas. Mereka berkulit sangat pucat karena mereka sering berada di dalam ruangan. Sementara kami berkulit  biasa karena kami sering berlatih di luar ruangan. Rambut mereka hitam pekat, dengan mata yang merah terang. Rambut kami merah kecoklatan karena sengatan sinar matahari. Tapi karena jaman sudah maju dan modern, banyak dari kami yang mewarnai rambut berbagai macam warna.”
“Ada lagi??”
“Vampire lebih suka menunggu mangsa yang di bawakan dhampir daripada berburu. Kami lebih suka berburu.”
“Dan kau seorang vampire??” sahut chae rin dengan wajah innocent
“mwo?! Apa maksudmu!? Sudah ku bilang aku ini dhampir?!”
“Tidak mungkin! Ciri-ciri fisikmu mirip sekali dengan vampire! Mana bisa kau menjadi dhampir!”
“Yah! Kata orang aku ada kesalahan gen!”
“Oh? Ada hal semacam itu di dunia vampire?”
“Menurutmu?!”
“Ah arrasseo arrasseo..”
“Coba kau bedakan mana yang vampire dan mana yang dhampir?” donghae menunjuk beberapa orang yang lewat di hadapan mereka
Ada seorang namja berbadan pendek dengan tubuh yang kekar dan wajah yang sangar.
“Baik dia seorang dhampir.”
“Bagaimana dengan yang itu?” donghae menunjuk lagi yeoja yang berbadan seksi
“Dhampir!”
“Dhampir! Dhampir! Dhampir lagi! Dan dhampir!? Disini dhampir semua! Kau membohongiku!?”
“Aniya? Semua orang yang berkeliaran selain di istana adalah seorang dhampir! Hahah!” donghae tertawa puas dan berlari meninggalkan chae rin
“YASH! YAAH!!” chae rin terlihat kesal dan mengejar donghae
*******
            Kediaman Sungmin pukul 02.34 p.m KSTnamja berambut kecoklatan itu  terlihat sedang memegangi ponselnya. Raut wajahnya menunjukkan bahwa dirinya sedang khawatir.
“Kenapa dia belum mengabariku?” gumamnya pelan
“Lebih baik ku telfon dia.” Sungmin kemudian menelfon nomor chae rin
“tuuuut…” panggilan itu tersambung
Sungmin masih menunggu panggilannya diangkat.
“Tulalit…” mendadak panggilan itu terputus
“Mwo? Apa dia sedang istirahat???”
********
            Beberapa minggu kemudian di kediaman Donghae
Musim dingin akan segera berlalu dan akan berganti musim semi yang hangat. Salju mulai mencair perlahan diikuti cahaya matahari yang datang menghangatkan lingkungan sekitar. Chae rin yang terbangun dari kamarnya kemudian memandangi jendela dan melihat pemandangan yang indah pagi itu. Saat memandangi pemandangan luar yang indah, tiba-tiba namja berambut cokelat ke orangean dengan eyeliner hitam dan pandangan mata jahat datang  di kamarnya itu.
“Sudah bersiap-siap?” Tanya namja yang mengenakan seragam sekolah dengan logo sekolah VA
“Mwo?” di sela-sela kebingungannya chae rin terpana dengan gaya rambut baru namja di hadapannya itu
“Saatnya kembali ke sekolah. Kau sudah membereskan barangmu?”
“Huh? Untuk apa?”
“Asrama.”
“Asrama!?” chae ring mengangkat satu alisnya
<SKIP>
            Setelah bersiap-siap, chae rin dan donghae sampai di depan gerbang Akademi Vampire yang begitu megahnya di tengah-tengah hutan di daratan Mekpo. Entah sihir apa yang berhasil membuat akademi ini tidak dapat ditemukan oleh manusia.  Sebuah jalan lebar bebas hampatan dan panjang menemani langkah kaki mereka menuju gerbang berpagar besi hitam yang tinggi tepat 20 meter di hadapan mereka. Gerbang itu sudah terbuka, dan beberapa murid yang membawa koper masuk sambil bercengkrama dengan rekan mereka satu sama lain. Chae rin takjub melihat akademi yang begitu luas ini.
“Jangan terlalu menunjukkan wajah kagummu.” Bisik donghae sambil menarik kopernya
“Oh? Begitu jelaskah??!” chae rin yang juga menarik kopernya terkejut
“Jaga sikap.” Ucapan donghae kini menjadi dingin
“Ne.” chae rin hanya mengikuti donghae dari belakang dan kedua orang itu kini sudah memasuki gerbang agung Vampire Academy
Saat sudah memasuki halaman depan universitas itu banyak yeoja yang mengamati mereka berdua. Akademi itu berbentuk seperti bangunan Eropa yang kuno dengan lonceng gereja besar di atasnya. Makhluk-makhluk berwajah pucat itu berbisik membicarakan donghae dan chae rin.
“Siapa dia?” bisik salah satu dari mereka
“Donghae? Dia bersama donghae!” bisik yang lainnya
“Apa? Apa? Apa dia yeoja chingu donghae oppa??”
“Oppaku….” Rengek mereka
Donghae dan chae rin kini sudah memasuki gedung akademi dan sebuah karpet merah tergelar memanjang di depan pintu sampai di sebuah tangga besar yang bercabang dua itu. (Kaya Sekolahnya Harry Potter gitu deh. Nah gitu, bisa bayangin kan??)
“Sekolah apa ini donghae??”
“Sudah simpan saja perkataanmu nanti.” Bisik donghae dari depan
Mereka berdua melewati beberapa namja dan yeoja yang baru saja datang maupun yang sudah datang. Di sebuah kerumunan vampire dan dhampir itu, terlihat ada sekerumun murid yang nampak seperti orang kaya disana. 2 orang namja dan seorang yeoja.
“Bukankah itu donghae?” ucap seorang namja yang rambutnya sedikit menggelombang
“Huh?” yeoja berambut pirang di antara ketiga namja itu menoleh ke arah donghae dan chae rin
“Tapi siapa yang bersama donghae?” Tanya namja bermata indah dan berbadan tinggi itu
“Apa dia yeoja chingunya??” bisik lagi diantara mereka
Donghae yang berganti gaya rambut menjadi berwarna cokelat ke orange itu berjalan dengan angkuhnya dan semua yeoja memandangi namja tampan itu. Sementara itu, chae rin hanya menundukkan kepalanya dan tidak berani melihat para vampire dan dhampir yang membicarakannya.
“Siapa dia??” Tanya yang lain lagi di basement itu
“Bagaimana dengan Sandara?” bisik yang lain  saat melewati yeoja berambut pirang dan kedua namja dan yeoja berambut pirang itu mendengarnya
“Ada apa ??” Tanya namja di sampingnya
“Tidak ada apapun Henry.” Yeoja bernama Sandara itu kemudian bejalan menjau dari kerumunan
“Ada apa dengan hubungan Dara dan Donghae?” Tanya chingunya lagi
“Molla Zoumy-sshi.”
Di sisi lain, terlihat dua orang namja yang sedang mengobrol. Mereka melihat chae rin dan terpana.
“Cantik juga dhampir itu.” Ucap namja yang menyilangkan lengannya
“Kyuhyun-ah, berhentilah memburu dhampir.” Sela rekan obrolannya
“Tapi dia lebih pantas menjadi seorang vampire.”
            Setelah mereka melewati basement, chae rin dan donghae berada di sebuah koridor yang sepi. Donghae lalu menghentikan langkah kakinya dan membalikkan badannya.
“Kita akan berpisah ketika berada di asrama. Tapi jika jam istirahat dan makan kita akan bertemu lagi. Kau juga bisa mengunjungi kelasku. Aku tingkat 3 dan kelasku berada di lantai 4.” Ucap namja itu dengan wajah yang kembali seperti saat di rumahnya
“Tapi, bagaimana aku menangani vampire dan dhampir itu??”
“Kau hanya perlu bersikap biasa. Jangan menunjukkan dirimu yang sebenarnya dan….” Mata donghae beralih ke bekas gigitannya di leher chae rin
“Sembunyikan bekas gigitan itu!”
“Wae??” chae rin menyingkirkan rambutnya
“Pokoknya kau harus menyingkirkannya. Jangan sampai orang lain tahu kalau aku yang menggigitmu!”
“Ck! Baiklah!” chae rin lalu menutupi bekas lukanya lagi dan memandangi namja seksi di hadapnnya itu
“OMO! Galina datang!” teriak namja sambil berlari menuju basement
“Nugu? Nugu?? Siapa galina itu??” Tanya chae rin penasaran
“Sudah kau ikut saja. Kau akan tahu sebenarnya.” Donghae menggandeng tangan chae rin dan menariknya menuju basement
“Demi Tuhan, tangan namja yang menyentuhku ini sedingin es.” Chae rin hanya dapat menyimpan semua perkataannya di dalam hati
                        Basement Vampire Academy at 05.00 p.m KST.
Semuanya sudah berkumpul disana. Kerumunan makhluk penghisap darah yang menyatu di basement. Semuanya berdiri dan memandang ke arah tangga yang bercabang dua dengan karpet merah itu. Para murid yang mengenakan seragam hitam dengan bawahan berwarna coklat itu kemudian menyingkir dari karpet merah setelah beberapa penjaga meminta mereka menyingkir dari karpet merah. Tak berapa lama, datang serombongan makhluk makhluk berwajah  pucat dari pintu masuk dan diawal banyak sekali penjaga. Para murid melihat dan mereka diam seribu bahasa. Rombongan itu berjalan melewati para murid dan di bagian tengah terlihat seorang yeoja berpakaian mewah dengan dandanan sempurna untuk wanita berumur sekitar 40tahunan. Wajahnya angkuh dan tak ada senyuman dari bibirnya. Di samping yeoja itu terlihat yeoja yang sepertinya di kenal Chae rin.
“Bukankah dia Miss Hye In?”
“Kau benar. Tapi lihatlah yang berada disampingnya.”
“Apa dia yang bernama Galina?” bisik chae rin di belakang donghae
“Kau bisa manggilnya Galina. Tapi kau juga bisa memanggilnya Jihyo. Dia ratu vampire.”
“Mwo?? Dia?! Oh daebak!”
Tepat di belakang Jihyo kemudian terlihat seorang namja berambut coklat dengan jubah hitam panjang selutut dan celana kulot hitam dengan sepatu hitam mengkilap berjalan mengikuti Jihyo. Pria berwajah pucat dengan tatapan mata yang kosong itu terlihat begitu menawan untuk semua yeoja. Chae rin membuka matanya lebar-lebar saat itu juga. Setelah namja itu melewati mereka dan sudah berada di depan, chae rin masih memandangi namja itu dari belakang.
“Eunhyuk oppa???” chae rin tak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya
“Benar dia?” Tanya donghae
“Ne, benar! Benar! Itu dia!” chae rin bergegas berlari menuju ke arah eunhyuk
“Mwoaringoya!” bentak donghae dan suaranya di redam sambil mencengkram pergelangan tangan chae rin
“Apa yang kau lakukan !? lepaskan aku! Dia oppaku!” chae rin memelototi donghae dan suaranya diredam pula
“Kau gila?! Kau bisa tertangkap! Dia sekarang adalah pendamping Galina! Dia bukan eunhyukmu lagi! Bahkan dia mungkin tidak mengenalmu!
“Apa maksudmu?!”
“Dia sudah diubah menjadi vampire. Semua orang bukan mengenalnya sebagai Eunhyuk, tapi Leerant Luke Dragomir. Dia sering di panggil Leerant dan dia kan menjadi suami Galina.”
“mworago?! Oppaku sudah menikah!? Apa mereka gila!”
“Jangan bahas disini!”
“Yeoja yang bernama Jihyo atau galina itu sama sekali tidak hebat! Kutarik kembali kata-kataku tadi!”

  *tbc*
like + comment ?

Related Articles

0 comments:

Posting Komentar