Author : Winahyu Saputri ( @winanaaa )
Cast :
Namja :
-
Lee Donghae 'Alexander Leethe Dragomir'
-
Cho Kyuhyun 'Lachain Shan Dragomir'
-
Choi Siwon 'Andrew
Shi Yuan Dragomir'
-
Lee
hyuk jae 'Leerant Luke Dragomir'
-
Kim
JongWoon (Yesung)
-
Lee
Sungmin
-
All
member super Junior, SMFamily, all korean artist
Yeoja :
-
Lee
Chae Rin
-
Choi
Ji Yoon
-
Kim
Hye In
-
Song
Ji Hyo a.k.a Galina
-
Boa
Kwon
-
SMFamily
and All Korean artist
Genre : Roman, Funky, Mystery, Horor, Friends,
Yadong etc.
ATTENTION
: Typo beterbangan!! :D
NB
: ff ini terinspirasi dari sebuah novel. Dan tidak ada tindakan plagiat.
chae rin langsung
berlari menuju pintu mobilnya dan membukanya. Ketika pintu mobil itu sudah
terbuka, chae rin menghentikan pergerakannya.
“Jika aku
meninggalkannya disini, dia bisa mati kedinginan.” Gumam Chae rin
Chae rin terdiam lama
dan memandang kaki namja itu yang hanya tampak dari tempatnya berdiri. Ekspresi
keras kepala dan angkuh Chae rin saat itu juga luntur dan berubah menjadi
ekspresi wajah yang iba dan ketakutan.
“AH! Baiklah!!” chae
rin lalu berjalan menuju tubuh namja yang terkapar itu
Dengan
sekuat tenaga, chae rin berusaha mengangkat tubuh namja itu meski dia
terengah-engah karena badan namja itu lebih berat dari berat badannya. Chae rin
langsung mencoba membuka pintu dan memasukkan namja asing itu ke dalam mobilnya
di bagian belakang. Yeoja yang mengenakan jaket tebal berwarna ungu itu
membaringkan badan namja yang mengenakan pakaian kumal itu. Setelah itu, chae
rin menutup pintu dan masuk ke mobilnya.
“huuuh, tenang chae
rin, tenang!” ucapnya sambil menghela nafas panjang
Kemudian, chae rin melanjutkan perjalanannya menuju
rumahnya dan tak berapa lama dia sudah sampai di depan rumahnya. Sama seperti sebelumnya,
chae rin mengangkat tubuh namja itu sekuat tenaganya dan membaringkan tubuh
namja itu di dalam kamar milik oppanya dulu. Chae rin melepas jaketnya dan
masih nampak ketakutan kalau dirinya akan tersangkut hukum.
“Ah, aku selalu ingin
membunuh Sunny, tapi ketika merasakan akan membunuh orang tidak sengaja saja
aku sudah ketakutan seperti ini!” chae rin yang ketakutan pergi menuju dapur
Tak berapa lama , chae
rin yang sudah melepas jaket dan sepatu botsnya itu masuk ke kamar eunhyuk
sambil membawa sebuah baskom berisi air hangat dan sebuah handuk. Dengan sedikit keraguan, chae rin
memberanikan diri duduk disamping tubuh namja yang terbaring itu,
“Eottokke????”
rengeknya hampir menangis
“Mianhe, mianhe.”
Ucapnya lagi kepada namja yang tidak sadarkan diri itu
“Ah, aku harus
membersihkan lukamu terlebih dahulu baru meminta maaf.”
Yeoja yang berwajah
cantik dan berbadan langsing itu mencelupkan handuknya di dalam air hangat lalu
mebersihkan wajah namja itu dari darah mengenakan handuk itu. Chae rin melakukannya
begitu hati-hati, pelan dan lembut, tidak seperti kebiasaannya yang banyak
tingkah.
“Namja ini ternyata
begitu tampan.” Ketika membersihkan wajah namja itu, chae rin tersadar akan
sesuatu dan dia berbicara sendiri.
“Wajahnya, terlihat
sempurna dengan wajahnya yang begitu pucat dan rambutnya yang hitam gelap.”
Chae rin mengamati serius namja itu
“Bahkan, kulitnya
lembut sekali.” Chae rin menyentuh ujung dahi namja itu sampai ujung hidung
namja yang masih pingsan tersebut
“Dia terlihat seperti
anak orang kaya, tapi, pakaiannya?” chae rin mengamati pakaian kumal yang di
pakai namja itu
“Hish, vintage sekali?
Kenapa di jaman seperti ini masih ada orang yang mengenakan pakaian kumal dan
sepanjang lutut ini? Apa menurutnya dia ini batman?” gerutu chae rin sambil
membersihkan wajah orang asing itu
“Huh? Kenapa di sekat
bibirnya juga terdapat darah?” gumam chae rin lalu membersihkan darah di sekat
bibir namja itu
“Tapi, ku akui, namja
ini terlalu sempurna. Bahkan otot lengannya…” chae rin menusuk nusuk lengan
namja itu mengenakan jari telunjuknya
“Ah, apa yang ku
bicarakan ini! Dia mungkin akan membenciku setelah sadar nanti!” chae rin yang
sudah selesai membersihkan wajah namja itu lalu berdiri sambil membawa baskom
dan handuknya
“Mianhe, jaljayo.” Chae
rin keluar dari kamar itu kemudian menutup pintu itu
******
Pagi harinya di rumah chae rin pukul 06.10.
Chae rin mendadak
terbangun dari tidurnya. Yeoja yang mengenakan piama berwarna biru itu langsung
bangun dan berlari menuju kamar namja yang tadi malam ditabraknya. Setelah
sampai di depan kamar oppanya, chae rin membuka pintu dan dilihatnya namja itu
masih tertidur dengan posisi yang sama seperti tadi malam.
“Dia masih belum
sadar?” chae rin berjalan masuk dengan perlahan
Setelah sampai di
samping ranjang namja itu, chae rin mencoba menyentuh dahi namja itu.
“OMO! Dingin sekali
badan namja ini!” pekiknya mendadak
“Jangan-jangan dia??”
chae rin mendekatkan telinganya ke dada namja itu dan mendengar detak jantung
pria asing di hadapannya
Tak ada suara detak jantung
yang berdetak dari dada namja itu. Chae rin langsung menjauhkan telinganya dan
terkejut bukan main.
“Ani, aniya, tidak
mungkin..” chae rin menggeleng-gelengkan kepalanya
“Aku tidak mungkin
membunuh orang! Andwae!” yeoja itu langsung berlari keluar dari ruangan itu dan
berlari ke rumah sungmin
“Oppa!!” teriak yeoja
itu di hadapan rumah sungmin yang tertutupi salju
“SUNGMIN OPPA!!”
teriaknya lagi
“Kemana dia!!” umpat
chae rin kesal lalu berlari menuju pintu belakang
Suara menggedor-gedor
terdengar begitu kencang tapi tak ada balasan dari dalam.
“Ponselku??” chae rin
langsung berlari kembali ke halaman rumahnya
Dia terlihat kesulitan
berlari karena tumpukan salju yang turun tadi malam. Sesampainya di depan
garasi chae rin membuka pintu mobilnya dan mengambil ponselnya yang tertinggal.
Setelah berhasil menemukan ponselnya, yeoja dengan wajah panic itu membuka
beberapa pesan di ponselnya.
“Rin-ah,
aku menelfonmu berkali-kali kenapa tidak kau angkat? Oh iya, tadi siang aku ada
meeting dengan clientku. Jadi aku tidak bisa berangkat latihan. Dan besok aku
tidak di rumah, aku akan menemui clientku di Taiwan. Aku tidak bisa menemanimu
latihan lagi hari ini. Mianhe. Oh iya, jangan menelfonku sampai jam 5 sore
nanti. Aku sedang sibuk. Annyeong!” pesan dari sungmin
“OMO! Eottokke?!
Bagaimana aku menyelesaikan masalah ini?????”
dia berlari diatas
salju yang mempersulit kakinya. Akhirnya sampailah didalam rumah lagi dan chae
rin segera berlari menuju kamar namja itu. Pintu kamar itu terbuka dan chae rin
terlihat berhati-hati berjalan menuju kamar itu. Matanya menyipit untuk memastikan agar dia
bisa melihat jelas ke depan lebih dalam. Sesaat dia menyadari bahwa ruangan itu
sudah kosong.
“mwo? Kemana dia
pergi?” gumamnya saat sudah berada di ruangan itu
Pintu kamar itu lalu
tertutup dan dari belakang pintu, terlihat namja itu sedang berdiri mengamati
chae rin dengan tatapan mata yang begitu tajam. Chae rin merasakan hal yang
ganjal di belakang punggungnya dan dia mencoba menoleh perlahan ke belakang
punggungnya. Belum sempat bertindak, namja yang berdiri di belakangnya itu
berlari kencang menuju arah chae rin seakan-akan ingin menerkam chae rin.
“AAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHH!!!”
teriak chae rin histeris dan ini tidak biasa jika dia berteriak histeris
Namja asing itu
langsung menerkam chae rin dan langsung mencengkram kedua tangan chae rin
kemudian menjatuhkan dirinya dan chae rin dia atas ranjang di kamar itu.
Sekarang posisi chae rin berada di bawah namja itu dan namja itu menatap chae
rin penuh dengan nafsu ingin membunuhnya.
“Lepaskan aku!!” teriak
chae rin
“Diam!” namja itu
mengeluarkan satu kata dan suaranya terdengar indah
“NUGU YA!! Lepaskan aku
sekarang!” pekik chae rin mencoba melepas cengkraman namja yang berada di
atasnya itu
“Apa yang kau lakukan
padaku tadi malam!” bentak namja itu sambil menguatkan cengkramannya
“Ah!” rintih chae rin
menahan sakit akibat cengkraman namja itu yang begitu kuat
“Mianhe, mianhe, aku
tidak sengaja menabrakmu.” Wajah chae rin memucat dan keringat bercucuran dari
wajahnya
“Di duniaku tidak ada
yang namanya ampun!” namja itu lalu mendekatkan matanya ke mata chae rin
“Tangannya begitu
dingin sampai membuat bulu kudukku berdiri karena sentuhan kulitnya di kulitku.
Astaga! Bahkan, bahkan, mata namja ini, berwarna merah?! Baru kali ini aku
merasakan sebuah ketakutan dan merasa terancam.” batinnya dalam ketakutan akan
serangan namja asing ini
“Aku akan segera
membunuhmu!” teriaknya sambil menunjukkan gigi taringnya
“Andwae!!” teriak chae
rin sambil menutup matanya
Gigi taring namja itu
langsung mengarah ke leher chae rin dan dia seakan akan tidak sabar menghabisi
nyawa yeoja yang berada di bawahnya ini.
“Mian.” Rintih chae rin
Namja itu sudah membuka
lebar mulutnya dan
“deeeg!!!!”
sesuatu terasa aneh di
dalam dadanya. Rasanya seperti ada sesuatu yang menabrak kencang jantungnya.
Namja itu meghentikan aksinya dan terpaku terdiam membeku.
“Donghae,
jika ada seorang yeoja yang membuat hatimu menjadi sakit dan sesak, dia adalah
orang yang kau cintai.” Suara aneh itu melintas di benak
namja yang terdiam itu
“AH masa bodoh!!”
teriaknya lagi
*ddddeeeg!!!!!!!! Dada
namja itu kini terasa sesak dan namja itu mulai lengah
Chae rin memanfaatkan
kelengahan namja ini dan dengan cepat langsung menendang perut namja di
atasnya.
“Agggrr!!” teriak namja
yang tersungkur di ranjang itu
Chae rin segera berdiri
dan mengambil sebuah pisau di laci meja oppanya.
“NUGU!!” teriak chae
rin sambil menodongkan pisau berwarna perak itu kea rah namja yang masih
memegangi perutnya itu
“Jauhkan! Jauhkan dariku!”
teriaknya
“Mwo? Kau takut??!”
chae rin langsung mendekatkan pisau itu kea rah namja yang menyerangnya tadi
“Hajimma! Jangan
lakukan itu! Baiklah aku minta maaf!”
“Tadi aku mengira kau
sebuah ancaman!” jelasnya lagi
“Mworago??! Seorang
yeoja kau anggap ancaman!?” pisau itu masih menuju kearah namja itu
“Ne! di duniaku, namja
dan yeoja sama-sama bahayanya! Jadi aku minta maaf, mianhe! Jeongmallo!!”
“Mwo?! Kau tadi bilang
tidak ada ampun? Aku juga tidak ada ampun!” chae rin langsung mngayunkan pisau peraknya
itu
“Yah!”
Namja itu langsung
melakukan hindaran yang begitu indah dan bergerak menuju belakangnya sebelum
chae rin menyadarinya. Namja itu kemudian sudah berada di belakang chae rin
lalu meluruskan tangannya di tangan chae rin. Tanpa menyakiti chae rin lagi,
tangan namja itu langsung mencengkram pergelangan tangan chae rin dan pisau
perak yang di pegang chaerin langsung terjatuh.
“OMO!” kaget chae rin
ketika menyadari namja itu sudah berada di belakang bahwa memegang tangannya
dari belakang
“Sudah ku bilang jangan
lakukan itu.” Bisik namja itu dari belakang chae rin
“Waw, darimana kau
mempelajari teknik hindaran seindah itu? Aku belum pernah melihatnya?” ucap
chae rin terpana dan masih menatap kosong kedepan
“Aku adalah yang
terhebat.” Namja itu kini sudah berada di hadapan chae rin lagi
Chae rin menatap
bingung namja itu.
“Nugu sehyo? Kau tidak
tampak seperti manusia?” Tanya chae rin bingung
“Memang, aku bukan
manusia.” Jelasnya kini menggunakan nada yang lebih halus
“A..a..a..app..appaa..apa
kau ..v..v..a..m..pppi..re ??”suaranya terbata-bata tak percaya
“Ani.” Balasnya singkat
sambil tersenyum kepada chaerin
“OMO! Namja ini begitu
tampan! Tidak pernah ku temui namja yang seperti ini! Apa dia hantu??!”
batinnya
“Lalu? Kau apa??”
“Ya, aku sejenisnya.”
Namja itu kini melipatkan kedua tangannya sambil mengamati serius badan yeoja
di hadapan dari ujung rambut sampai ujung kaki
“Sejenisnya? Kau
vampire kan? Aku pernah membaca novel tentang vampire, dan ciri-cirinya seperti
kau ini.” Chae rin kini menampakkan wajahnya yang begitu polos
“Apa dunia kalian hanya
menulis tentang vampire? Tidak yang lainnya?”
“Hmmm?” chae rin tambah
bingung
“Lupakan saja.
Ngomong-ngomong ini dimana?”
“Seoul.”
“Apa jauh dari Mekpo?”
tanyanya lagi sambil melihat ke jendela
“Ne, aku belum tau
namamu?”
“Jeohyo?” namja itu
berbalik melihat chaerin lagi lalu
menunjuk dirinya sendiri
Chae rin terlihat masih
sedikit takut.
“Ah, arrasseo. Chonun
Lee Donghae imnida. Panggil saja aku donghae. Dan aku seorang dhampir, bukan vampire. Kau?” senyum
namja ini begitu manis di wajah pucatnya
“a…a..a…, Chae Rin, Lee
Chae Rin.” Chae rin terpaku melihat wajah tampan namja itu
“Nama yang cantik.”
Namja bernama donghae itu lalu berjalan keluar dari ruangan itu
“Aku sudah gila
berteman dengan seorang vampire!” gerutu chae rin
“Vampire aniya, keundae
dhampir. Arra?” donghae menampakkan
wajahnya dari pintu kamar itu
“OMO! Kau
mengejutkanku!”
“Oh iya, jangan kau
ceritakan kepada siapapun tentang siapa aku.” Donghae mendekati chae rin lagi
dan wajah donghae sudah berada dihadapan wajah chae rin
“A..ar..arrasseo.” chae
rin memalingkan wajahnya dan hatinya berdegup kencang ketika melihat donghae
menatapnya
<SKIP>
Di ruang tamu.
Donghae berjalan
mengelilingi ruang tamu, lalu mengamati setiap sudut ruangan. Saat itu juga,
mata donghae sudah kembali menjadi hitam dan gigi taringnya yang tadi muncul
kini sudah kembali seperti semula. Chae rin yang mengikuti donghae lalu
mengajukan sebuah pertanyaan.
“Dari mana kau
mempelajari jurus menghindar tadi? Aku ingin mempelajarinya untuk kompetisiku
minggu depan.”
“Itu sudah merupakan
naluri diriku,” donghae masih melihat-lihat ruang tamu yang terdapat beberapa
figura di atas meja
“Aku tidak bercanda!”
“Di duniaku teknik
seperti itu tidak kami gunakan untuk berlomba. Kami menggunakannya untuk melawan musuh.” Donghae lalu menatap sebuah
figura foto eunhyuk dan chae rin
“Kalau begitu ajari
aku.” Pinta chae rin
“Siapa namja ini?”
Tanya donghae mengalihkan pembicaraan chae rin sambil memegang pigura itu
“Oh dia? Dia oppaku.
Orang bilang oppaku menghilang dan sudah meninggal, tapi, aku yakin dia belum
meninggal. Aku tahu dia tidak akan mati semudah itu.” Chae rin juga memegang
pigura itu
“Chammkam, apa dia
menghilang sekitar 2-3 bulan yang lalu?” Tanya donghae curiga
“Mwo? Eottokke
arrachi??”
“Aku belum bisa
memastikannya, tapi sepertinya aku tahu dimana dia sekarang. Tapi yang bisa
memastikan dia orang yang sama atau tidak hanya kau.”
“jadi benar oppaku
belum meninggal? Kau tahu dimana oppaku ?? oddi!?”
“Aku tidak bisa
mengatakannya.” Donghae lalu meletakkan pigura itu
“Wae? Wae??” chae rin
menekan donghae agar mau menjawab pertanyaan penting itu
“Ani, sepertinya aku
terlalu banyak menceritakan semuanya kepadamu.
Aku juga tidak yakin kau bisa menjaga rahasia tentangku dan duniaku. Aku
harus pergi.” Donghae mendadak langsung berlari menjauhi chae rin dan menuju
pintu keluar
“Chammkam!!” chae rin
mencoba mengejar lari donghae yang begitu kencang
Donghae tidak
menggubrisnya dan langsung berlari keluar di bawah hujanan sinar matahari pagi
itu.
“Tunggu! Tunggu!
Donghae-sshi!” chae rin mengejar donghae sampai keluar
Tapi sayang, langkah
kaki chae rin tidak ada apa apanya dengan langkah kaki makhluk yang barusan di
temuinya itu. Kemudian hembusan angin di musim salju itu datang bersamaan
dengan perginya donghae.
<SKIP>
Taiwan at 05.00 p.m Taiwan Time
Sungmin terlihat baru
saja keluar dari sebuah ruangan rapat dan masih mengenakan jas kantor serta
kopernya. Ketika berjalan keluar tiba-tiba ponselnya bergetar. Namja berwajat
imut itu menghentikan langkah kakinya dan
mengangkat telepon itu.
“Yeobseo? Kau baru
menelfonku sekarang?” ucap sungmin namun kemudian namja itu terdiam mendengar
penelpon
“Mwo? Apa maksudmu??”
******
2 hari kemudian..
Kediaman Lee Chae Rin
pukul 12.13 a.m KST
Sungmin terlihat
mengikuti jalan kaki chae rin yang cepat dan mondar-mandir menata beberapa
pakaiannya.
“Kau tidak boleh
seperti itu? Kau juga tidak boleh percaya kepada orang asing begitu saja!”
sungmin masih mengikuti langkah chae rin
“Ani oppa, aku yakin
pasti namja itu tau sesuatu tentang eunhyuk oppa.”
“Rin-ah, aku bahkan
tidak percaya vampire itu ada. Kenapa kau yang tadinya percaya diri menjadi
percaya pada hal yang tidak realistis seperti ini?? ” sela sungmin
“Oppa? Kau tahukan
betapa aku menyayangi eunhyuk oppa?” kata chae rin tulus
“Aku tahu, tapi…”
“Gwaenchanna oppa. Aku
akan baik-baik saja. Aku hanya pergi untuk mencari eunhyuk oppa. Setelahnya aku
akan kembali.”
“Kenapa kau tidak
mengajakku??”
“Kau sibuk oppa. Kau
punya kehidupanmu sendiri, dan mungkin itu semua akan menjadi perjalanan yang
membahayakan nyawamu.”
“Ini lebih membahayakan
nyawamu! Aku lebih kuat darimu! Setidaknya dengarkan perkataanku sekali
saja??!” sungmin mulai terlihat marah
“Oppa…” chae rin
langsung memeluk sungmin
“……” sungmin terdiam
tak bisa berbicara
“Kalaupun aku mati, aku
rela oppa. Karena ini semua demi oppaku. Tapi aku berjanji padamu, aku akan
kembali.” Ucap chae rin di pelukan sungmin
“Kenapa harus kau
rin-ah??”
“Ani, ini sudah
takdirku. Aku harus segera berangkat sebelum hari gelap oppa.”
“Kau benar-benar akan
pergi sendiri??”
“Ne. aku pergi oppa.”
Chae rin lalu menarik kopernya menuju mobilnya
Setelah sampai di luar
rumah. Chae rin memasukkan kopernya ke bagasi lalu dia masuk ke mobil sedannya.
“lalu bagaimana dengan
kompetisimu??” Tanya sungmin lagi
“Ah kau harus
memenangkannya untukku oppa. Kau bilang kau lebih kuat dariku??” senyuman itu
tersungging di bibir yeoja berbadan tinggi langsing itu
“Hm, ne. jangan lupa
menelfonku! Kabari aku! Jangan pernah lupa memberiku kabar!”
“arrasseo oppa. Aku
pergi oppa. Annyeong!” mesin mobil itu mulai menyala
“Hati-hati!” sungmin
melambaikan tangannya tanda perpisahan dan perlahan mobil itu menjauh dari
pandangan sungmin
******
Pukul 04.46 p.m KST di
jalan Seoul-Mekpo
Di tengah perjalan
menuju Mekpo, chae rin yang mengendarai mobilnya memutuskan untuk beristirahat
sejenak. Yeoja itu berhenti di sebuah restoran kecil di pinggir jalan menuju
Mekpo. Chae rin segera turun dari mobil dan berjalan di atas tumpukan salju menuju
restoran itu. Rasanya memasng sulit karena jika dirasa salju saat itu rumayan
tebal.
Beberapa menit kemudian
setelah dirinya makan dan menghangatkan tubuh, chae rin berjalan menuju meja
kasir sederhana di restoran itu lalu membayar. Seorang yeoja separuh baya
terlihat sedang menghitung semua pesanan chae rin.
“Kau pergi sendirian?”
Tanya ahjumma itu
“Ne ahjumma,”
“Tidak baik seorang
yeoja muda sepertimu melakukan perjalanan jauh.” Ahjumma itu masih menghitung
menggunakan kalkulatornya
“Ah aniya, aku ini
yeoja hebat ahjumma. Hehehe.” Canda chae rin
“Ah kau ini. Kau harus
tetap hati-hati. Disini banyak makhluk yang belum pernah kau temui.” Ucapan
ahjumma itu begitu serius
“Hm, arrasseo. Baiklah
aku harus segera pergi sebelum petang. Annyeong! Gamsahamnidah!” chae rin
melakukan bow kepada ahjumma itu
******
Mekpo at 08.12 p.m KST
Di malam yang dingin itu terlihat seorang namja sedang berjalan di daerah mekpo sendirian. Saat dia berjalan, perasaannya yang begitu tidak enak sampai membuatnya sering menoleh ke belakang, lalu menoleh lagi ke kanan dan sekelilingnya. Namja yang berusia sekitar 20tahunan itu kemudian menghentikan langkah kakinya ketika menderang suara berisik dari semak-semak di samping kirinya. Matanya melirik tajam ke arah semak belukar itu namun tiba-tiba muncul seorang namja yang bermata merah menyala ke arahnya. Namja berjubah itu adalah donghae. Dengan cepat donghae langsung menerkam namja di hadapannya yang menurutnya adalah sebuah mangsa yang lezat. Tangan donghae langsung mencengkram dagu namja itu dan memalingkan kepalanya sampai terlihat leher namja malang itu. Taring tajam donghae saat itu muncul dan mulutnya terbuka lebar menuju kearah leher pria santapannya.
“Jebal! Jebal! Ambil semua uangku! Kumohon jangan bunuh aku!” namja itu memohon
“Aku sudah terlalu banyak uang!” donghae langsung membenamkan taring-taringnya di leher pria itu
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!!”
<SKIP>
Di mobil chae rin.
“Omo! Suara apa itu!” chae rin mengerem mendadak mobilnya itu
“app..a..apa jan…ja..janngaa…an a..da vampire disini??” yeoja itu lalu melihat sekelilingnya
Hutan. Hanya hutan yang dapat dilihatnya malam itu meski gelap menyelimuti waktu itu. Saat pandangannya kembali ke arah depan, terdengar suara berisik dari sebuah semak-semak di samping jalan. “Kressek!” suara itu membuat chae rin mengamati asal suara yang barusan di dengarnya itu. Setelah cukup lama memandangi semak-semak itu, mendadak semak-semak itu kembali tenang seperti sebelumnya. Chae rin mencoba memandang kembali ke arah depan dan tiba-tiba sesosok berbadan besar dengan mata yang merah menyala menggebrak kaca depan mobilnya.
“Braaaaaaaaaaak!!!!!” kaca itu langsung retak
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!” jerit chae rin
Namja itu bergerak ke arah pintu yang tepat di samping chae rin. Dengan kekuatannya, namja itu mencoba menghancurkan pintu itu. Chae rin tidak tinggal diam, dia langsung meminggir ke arah pintu yang satunya. Dia membuka pintu dan mencoba keluar, namun sebelum dia keluar, diambilnya pisau perak yang berada di kamar eunhyuk dulu. Setelah berhasil meraih pisau itu, chae rin turun dari mobil dan berlari keluar dari mobilnya menuju ke arah hutan.
“AAAAAAGGGRR!!” raung namja itu lalu ikut mengejar chae rin
Lari…
dia terus berlari. Kedua kakinya yang kecil itu terus berlari menjauhi sosok
seorang pria yang mengejarnya. Ia terus
berlari dan hormone adrenalinnya terpacu kencang. Jantung berdetak tak menentu
tidak tau ini karena ketakutan atau karena berlari begitu kencang. Nafasnya
mulai terengah dan kakinya terasa sakit karena dipaksa untuk berlari lebih
cepat dari biasanya. Berlari bukanlah kebiasaan chae rin. Oleh karenya, dia
hanya mampu berlari sekuat tenaganya meskipun dia tau namja yang berada di
belakangnya it uterus mengejarnya. Lelah, dia sungguh kelelahan. Tapi dia harus
tetap berlari. Ia tidak mau mati sebelum bertemu dengan oppanya. Tidak mau.
Akhir-akhir ini dia sering merasa takut. Tapi dia harus melawannya. Diaa harus
terus memaksa kaki kecilnya untuk berlari.
Dia
terus berlari tanpa arah, berlari untuk menyelamatkan nyawanya. Dia berlari di
bawah terangnya rembulan. Dia berlari menyusuri jalanan yang gelap dan sepi.
Dia tidak berani melihat ke belakang. Dia takut akan melihat sosok pengejarnya
yang memiliki mata merah menyeramkan seperti yang donghae. Dia hanya berlari,
berlari ke mana pun kedua kakinya membawanya sambil menggenggam pisau perak.
Karena chae rin tidak memperhatikan bagian mana pisau yang genggamnya,
tangannya berdarah karena bagian pisau yang di pegangnya ternyata bagian yang
tajam.
“Ah
darah!!” teriak namja di belakangnya itu
“OMO!!
Eotokke!” chae rin melihat persendiran jemari tangannya mengeluarkan banyak
darah
Harapannya
untuk kabur hilang begitu saja ketika tiba-tiba seorang namja berbadan kurus
dengan mata yang mencolok berwarna merah menghadang larinya itu. Dia memandangi
namja pucat dengan mata merahnya yang bersinar di malam yang gelap itu. Chae
rin membuka mulutnya lebar-lebar karena dia tahu dirinya sedang berada di dalam
masalah yang akan lebih besar. Pengejar yang mengejarnya di belakang akan
segera tiba. Pengejar itu akan menangkapnya dan namja aneh dihadapannya ini
juga akan menangkapnya.
“Darah,
baunya begitu… Hmmm, lezat!” namja itu berbicara dan nampak taring-taring dari
mulutnya
“Andwae!
Aku akan mati disini!”
“Ahahaha,
dia menemui jalan buntu.” Ucap namja yang tadi di belakang chae rin
“Apa
mau kalian!!” teriak chae rin sambil menodongkan pisau peraknya
“Oh!
Kau memiliki pisau perak?” Tanya si namja berbadan kurus sambil mendekat
“Menjauh
dariku!!” bentaknya sambil menodongkan pisau itu dengan darah yang terus
menetes dari tangannya
“Hmmmm…
baunya, aku tak tahan…” namja itu semakin mendekat
“Aku
ingin mengigit lehermu yang mulus itu.” Namja berbadan besar di belakangnya itu
maju mendekatinya
“Lihat
sampai kau berani melakukannya!” chae rin membalikkan badannya dan mengayunkan
pisau itu
Tangan
sosok pria yang kurus tadi langsung melingkarkan lengannya ke leher chae rin.
“Lihat,
aku akan menghisap darahmu sekarang!”
“KYAAK!!”
siku chae rin langsung meninju tepat ke arah bagian yang sangat vital milik
namja itu
“AAAAAAAAAAAAAHHH!!”
rintihnya
“Aku
akan menghabisimu sekarang!” namja berbadan besar itu langsung berlari ke arah
chae rin dengan rasa haus darah
“JEBAAL!!”
teriak chae rin kencang
Namja
itu sudah berada di hadapan chae rin. Tiba-tiba datang seorang namja dari arah
hutan dan melesat kencang menuju kedua orang itu. Namja yang baru saja datang
itu langsung menengahi chae rin. Karena suasana gelap, chae rin tidak terlalu
bisa melihat namja yang memunggunginya dan berada di hadapannya .
“Dia
mangsaku hyung!”
*tbc*
like + comment ne
0 comments:
Posting Komentar