Annyeong hasseo!!! Author kembali lagi
membawa sebuah EP-ep!!! Buat yang suka kyuhyun oppa, sparkyu (Apa bedanya?)
sama yang gak suka kyuhyun tapi berminat nikung ke kyuhyun juga boleh… :D
ya udahlah, author ga mau kelamaan, langsung aja ni aku kasih ep-ep buat chigu ,unnie, oppa, saeng dll
ya udahlah, author ga mau kelamaan, langsung aja ni aku kasih ep-ep buat chigu ,unnie, oppa, saeng dll
Happy Reading !!! ^^
Author :
Winahyu Saputri ( @putriws_ )
Cast :
-
Cho Kyuhyun
-
Choi Siwon
-
Kim Jong Woon
-
Lee Sungmin
-
Choi Ji Yoon
-
Lee Soojin
-
Min HyoRin
Genre :
Roman, Funky, Mystery etc.
ATTENTION : Typo beterbangan!! :D
NB :
100 % Buatan author! Ijin for Copas ^^
Siang
itu di rumah Presdir Choi Kiho terlihat banyak sekali tamu yang mengenakan
pakaian serba hitam. Mereka menghadiri upacara pemakaman Presdir Choi yang
meninggal 5 jam yang lalu. Terlihat seorang yeoja sedang menangis sesenggukan
di pelukan seorang namja yang mencoba menenangkannya. Sementara itu di samping
mereka berdua terlihat seorang namja yang duduk bersila diam dan menundukkan
kepalanya. Tiba-tiba datang seorang namja separuh baya ke arah mereka.
“Jeosong hamnidah Tuan Siwon, Mendiang
Presdir Choi harus segera di makamkan.” Ucap sekretaris Presdir Choi
“Baiklah sekretaris Kim. Silahkan.” Balas
Siwon dengan ekspresi sedikit murung
Beberapa orang lalu mengangkat peti Presdir
Choi menurut perintah Sekretaris Kim Jong Woon.
“Oppa, apa yang mereka lakukan pada appa!”
pekik yeoja itu mendadak
“Appa harus segera di makamkan Ji Yoon.”
Jelas oppa yeoja itu dengan sabar
“Mwo?! Andwae! Oppa! Andwae!” teriak Ji
Yoon sambil menangis
Mendadak ponsel namja di samping mereka
bergetar,
“Hyung,
aku sudah hampir sampai bandara Incheon. Jangan lupa jemput aku.”Isi pesan namja itu
“Sungmin, tolong jaga Ji Yoon.” Ucap Siwon
kepada namja yang sedang membaca pesan itu
“Ne, kajja chagiya.” Ajak namja yang
mengenakan cincin di jari manisnya
“Ani oppa! Lihat appa! Mau di bawa kemana
appa?!”
“Kajja kita ke dalam saja.” Ucap Sungmin
lembut
“Oppa!” Ji Yoon lalu memeluk tunangannya
itu
“ssst..ssst…” Sungmin lalu menepuk pundak
Ji Yoon
Dari kejauhan terlihat seorang yeoja
berbadan langsing dengan rambut lurus dan wajah yang pucat sedang mengawasi
Sungmin dan Ji Yoon. Sungmin mengetahuinya dan hanya mengawasi yeoja itu.
Malam
harinya setelah acara pemakaman siang tadi, Ji Yoon masih menangis di pundak
Sungmin. Dan Sungmin hanya bisa mengelus-elus pundak tunangannya itu.
“Oppa, jangan tinggalkan aku sendiri.” Ucap
Ji Yoon dengan nada lirih
“Ani chagi, tidak akan pernah.”
Mendadak ponsel Sungmin bergetar lagi.
“sebentar ya chagiya.” Sungmin melihat
ponselnya yang bergetar dan ternyata sebuah panggilan masuk
“Ne,” balas Ji Yoon lalu Sungmin
meninggalkan Ji Yoon ke luar
Sungmin berjalan keluar dari rumah yang
bercatkan serba putih dengan halaman rumah yang penuh alang-alang itu. Namja
itu langsung mengangkat panggilan dengan nama Kyuhyunie itu.
“Yeobseo?” ucap Sungmin
“Hyung!
aku sudah di bandara! Kau dimana?!” ucap namja di
telfon itu dengan girang
“Aku sedang berada di rumah Ji Yoon.”
“Omo!
Kau ini benar-benar ya! Mentang-mentang mau menikah kau melupakanku dan lebih
memilih bersama dengan kakak ipar! Kau tega sekali hyung!”
“Appa Ji Yoon meninggal.”
“Mmm..mm..mwo?”
“Kau pulang sendiri dulu kyu. Nanti aku
segera pulang setelah Ji Yoon tenang.”
“Hm..
Arrasseo hyung.”
“Kau masih ingat jalan kan?”
“Kau
pikir setelah dari Kassel beberapa tahun aku lupa jalan disini!”
“Ah, geurae! Hati-hati!”
“Ne
hyung. tuut-tuuut…”
Setelah panggilan itu di akhiri Sungmin
kembali masuk ke dalam. Terlihat siwon sedang mengobrol dengan Ji Yoon. Sungmin
lalu melihat mereka berdua dan siwon langsung melihat Sungmin yang baru datang,
“Masih ada Sungmin, chagi. Oppa harus
kembali ke LA.” Ucap siwon sambil memegang dagu Ji Yoon
“Tapi kenapa harus sekarang?” balas yeoja
dengan tinggi badan se dada siwon itu
“Kau akan tahu alasannya nanti.” Kata siwon
dengan bijaksana
“Oppa.” Ji Yoon langsung memeluk siwon
Beberapa menit kemudian Ji Yoon melepas
pelukkannya
“Sungmin, aku titip adikku. Jaga dia.”
Siwon memegang pundak namja yang mengenakan pakaian serba hitam itu
“Baiklah.” Balas Sungmin
<SKIP>
Beberapa
bulan setelah meninggalnya Presdir Kiho, kini Ji Yoon tinggal sendirian di
rumah yang cukup besar itu. Rumah itu bercatkan serba putih dengan furniture
serba putih, gorden jendela serba putih serta halaman rumah yang berhiaskan
tanaman alang-alang yang berwarna putih. Yeoja itu duduk sendiri di samping
kaca jendela sambil menekuk kakinya. Tiba-tiba bel rumahnya berbunyi. Ji Yoon
berjalan menuju pintu rumahnya dan segera membukakan pintu itu. Dilihatnya
seorang namja yang tampan dengan rambut berwarna coklat serta bola mata yang
berwarna coklat tua.
“Oppa.” Pekik Ji Yoon
“Mianhe chagiya, aku terlalu sibuk di
kantor dan jarang menemuimu.” Ucap Sungmin
“Ah, gwaenchanna oppa. Masuklah oppa.”
Pinta yeoja yang berwajah mungil itu
Setelah itu Sungmin yang masih mengenakan
kemeja dan jasnya masuk ke rumah yang indah itu. Mereka berdua duduk di dapur
dan saling berhadapan.
“Sudah makan?” Tanya Sungmin halus
“Aku tidak bergairah makan.” Jawab Ji Yoon
lesu
“Ku lihat akhir-akhir ini kau jarang makan?
Kenapa?”
“Hm… oppa, setelah aku lulus kuliah nanti
kita akan benar-benar menikah bukan?” Tanya yeoja itu sambil memegang tangan
Sungmin tiba-tiba
“Em..a..a..ah, kau ini masih harus kuliah 2
tahun lagi. Itu masih lama, aku belum memikirkannya sama sekali.” Balas Sungmin
sedikit canggung
“Ah oppa, kau ini..”
“kau tidak kuliah chagi?” Tanya Sungmin
lagi
“Nanti jam sepuluh oppa.” Balas Yeoja yang
masih mengenakan piama itu
“hm.. baiklah.” Sungmin lalu melihat jam
yang menunjuk pukul 8.15
*****
Di depan perusahaan E-Bussines, terlihat
Kyuhyun berjalan keluar dan berjalan menuju mobilnya. Namja yang mengenakan
pakaian putih itu lalu masuk ke dalam mobil dan meluncur ke jalanan yang mulus.
*****
Setelah
jam kuliah Ji Yoon berakhir, yeoja yang mengambil jurusan musik di Paekche
Institute of Art University itu keluar sambil membawa beberapa bukunya. Tiba-tiba dari kejauhan terlihat seorang
yeoja dengan model rambut pendek sedang berjalan menuju arah Ji Yoon sambil
melambaikan tangan.
“Ji Yoon-ah!” teriak yeoja berambut pendek
dibawah telinga
“Ah! Soojin-ah!” balas Ji Yoon sambil
melambaikan tangannya
Yeoja berbadan tinggi itu lalu menghampiri
Ji Yoon
“Ayo kita jalan-jalan sebentar.” Ajak
Soojin
“Ah! Kau mau mentraktirku ya??” goda Ji
Yoon
“Aish! Aniya! Kita bayar patungan! Arra??”
ucap Soojin
“Nenenene!” Ji Yoon lalu merangkul leher
Soojin
Setelah
itu mereka berjalan bersama melenusuri jalanan Seoul yang mulai ramai malam
itu. Banyak ruko-ruko kecil di pinggiran jalan. Teman Ji Yoon yang selalu ada
ketika Ji Yoon sedang terpuruk adalah Soojin. Semua orang yang berteman
dengannya hanya melihat hartanya, maka jarang sekali Ji Yoon mendapatkan teman
yang benar-benar mau berteman dengannya apa adanya. Ketika sedang asyik
berjalan bersama, tiba-tiba Soojin menghentikan langkahnya.
“Ada apa?” Tanya Ji Yoon mendadak
“Lihat itu.” Soojin menunjuk ruko kecil
“Ramalan? Kau percaya ramalan?” celetuk
yeoja yang berambut panjang menggelombang itu
“Mereka bilang ramalan disini benar-benar
bisa menjadi kenyataan!”
“Aish! Kau ini percaya tahayul!”
“Kita coba saja dulu!” ajak Soojin
“Hm… arrasseo arrasseo!” balas Ji Yoon
seakan-akan malas masuk ke dalam
*****
Ketika sudah
berada di dalam, Soojin mencoba meramal masa depannya. Si peramal memberinya
beberapa kartu brids yang tertutup. Soojin memilih salah satu kartu dan peramal
itu lalu membaca ramalan itu. Kartu yang dipilih soojin adalah kartu
bergambarkan sebuah gembok.
“Cinta sejatimu adalah orang yang jujur.
Seorang yang di percaya banyak orang. Dan umurmu dengan cinta sejatimu terpaut
panjang.” Ucap si peramal
“Mwo?! Maksudmu aku akan menikahi
ahjussi-ahjussi??!” celetuk Soojin tak senang
“Itu yang dikatakan ramalan.” Balas Peramal
itu dengan nada dingin lalu melihat ke arah Ji Yoon
“Kau mau mencobanya anak muda?”
“Hm.. an..an…”
“Coba saja.” Senggol Soojin
“Hm, baiklah.”
Ji Yoon lalu mengambil satu kartu dan
peramal itu mulai membaca kartu yang di pilih Ji Yoon. Sebuah kartu
bergambarkan lonceng gereja.
“Apa katanya??” Tanya Soojin penasaran
“Kau akan mendengar bunyi lonceng gereja ketika bertemu cinta
sejatimu.”
“Tapi semua orang yang menikah akan
mendengar bunyi lonceng gereja.” Sahut Ji Yoon
“Kau akan mendengar suara itu di tempat
yang tidak sewajarnya.” Tambah si peramal
“Wah! Daebak! Siapa yang akan kau temui
saat itu Ji Yoon?” goda Soojin
“Molla, kurasa Sungmin oppa. Aku akan
mendengar bunyi lonceng gereja ketika kami menikah. Hehehe,” tawa Ji Yoon
“Ah kau ini!”
“Tapi jalanmu bersama cinta sejatimu akan
melewati jalan yang sulit,” tambah si peramal
“Eh?” pekik kedua yeoja itu
Setelah
meramal bersama, Ji Yoon dan Soojin berjalan keluar bersama. Mereka menunggu
taksi di pinggir jalan. Tak berapa lama datang taksi yang berhenti di hadapan
mereka.
“Ahjussi! Berhenti!” ucap Soojin sambil
melambaikan tangannya
Mereka berdua langsung masuk ke taksi. Di
dalam taksi mereka masih membahas
tentang ramalan itu. Tiba-tiba di tengah jalan pak supir menghentikan
taksinya. Ji Yoon dan Soojin heran.
“Ada apa ahjussi?” Tanya soojin dan Ji Yoon
“Itu nona, ada kecelakaan di depan sana.
Sepertinya tabrakan di lampu merah.” Balas ahjussi itu sambil melihat dari kaca
spion depan
“Hm, kasian sekali dia.” Ucap Soojin saat
melihat namja yang kecelakaan itu sedang di tandu masuk ke ambulance
“Ya Tuhan, selamatkan orang itu.” Ucap Ji
Yoon sambil menutupkan kedua tangannya
Setelah sedikit tidak macet, taksi itu
mulai berjalan pelan melewati tempat kejadian yang di kerumuni banyak orang
itu. Ji Yoon masih melihat ambulance itu. Tiba-tiba terdengar suara lonceng
yang melewati telinganya.
“teeng..teeeng…” terdengar bunyi lonceng
gereja dengan jelas
Ji Yoon terdiam dan melihat sekitar. Dia
terlihat gelisah.
“Wae?” Tanya Soojin
“Kau mendengar suara itu?” Tanya Ji Yoon
“Apa??”
“Bunyi lonceng?! Lonceng gereja!” teriak Ji
Yoon
“Kau ini kenapa? Disini tidak ada gereja,
mana ada lonceng di sekitar sini. Lagi pula aku tidak mendengarnya.”
“Ani! Aku mendengarnya! Jelas sekali!
Jeongmal!”
“Ah! Jadi maksudmu cinta sejatimu ada di
sekitar sini??”
“Mungkin?”
“Ahjussi! Anda sudah menikah belum?”
“Na-ya? Sudahlah nona, aku ini sudah tua.
Dan akan memiliki seorang cucu.” Balas ahjussi itu sambil tersenyum
“Ah, berarti bukan ahjussi!”
“Aish! Kau ini apa-apaan!” balas Ji Yoon
kesal
Ketika berada di jalan Ji Yoon masih
memikirkan hal yang barusan di dengarnya
<SKIP>
Di sebuah rumah sakit, terlihat seorang yeoja sedang
berdiri di depan ruang ICU bersama suaminya. Tak berapa lama kemudian muculah seorang
dokter yang keluar dari ruang ICU. Beberapa darah tercecer di jasnya yang
berwarna putih.
“Bagaimana dok??”tanya si
ibu
“Maaf, anak anda
mengalami luka dalam yang cukup parah.”
“Apa? Maksud anda??”
“Tenang yeobbo, tenang...”
presdir Lee Chun-Hwa menenangkan istrinya
“karena kecelakaan yang
parah dan benturan yang keras, itu menyebabkan tulang rusuk anak anda patah dan
menancap ke paru-paru serta menyebabkan paru-paru anak anda mengalami
pendarahan.” Jelas dokter separuh baya itu
“Ah andwae...!” ibu itu
terlihat begitu shock dan histeris
“Sekarang dia sedang
koma, dan hanya ada sedikit harapan untuk dia bisa bangun lagi.”
“Ya Tuhan! Anakku!” jerit
eommanya sambil memeluk suaminya
Tiba-tiba datang seorang
namja yang berlari dari kejauhan.
“bagaimana keadaan
kyuhyun???” tanya namja itu yang baru datang
“Dokter bilang dia
mengalami pendarahan di dalam paru-paru dan dia sedang koma.”
“APA!!”
“SUNGMIN-AH! Adikmu !!”
jerit eomma itu sambil memeluk sungmin
“Tenang eomma, tenang...
dia pasti bisa sembuh..”
*****
Seminggu
kemudian, Ji Yoon sedang libur dan dia sedang mendengarkan musik sambil membawa
gelas jusnya. Yeoja itu bernyanyi riang sambil mengingat Sungmin. Tiba-tiba bel
rumahnya berbunyi. Ji Yoon segera menuju pintu nya.
“Jangan-jangan Sungmin oppa? Lama sekali
dia tidak kemari. Ne, tunggu sebentar!” Ji Yoon lalu membukakan pintu itu
Pintu itu terbuka dan….
“Sekretaris Kim?” ucap Ji Yoon heran
****
Mereka berdua sudah berada di ruang tamu
dan Ji Yoon sudah memegang selembar kertas dan membacanya. Matanya terbelalak
sekan tak percaya.
“80 juta won??!” pekik Ji Yoon
“Ne, Presdir Choi meninggal dengan
meninggalkan hutang sebanyak 80jt won. Perusahaan yang sudah tidak berjalan
semestinya tidak mampu membayar hutang itu. Dan saya rasa perusahaan appa nona segera
bangkrut. Dan rumah ini yang akan menjadi jaminannya.” Jelas Namja berkacamata
dengan merk Y-Style itu
“M..m..mwo?! mana mungkin!”
“Tuan Choi Siwon di beri waktu 1 tahun
untuk melunasi hutang itu. Jika tidak bisa, maka rumah ini akan di sita. Oleh karena
itu Tuan Siwon kembali ke LA untuk memperbaiki bisnis disana.”
“Hah? Jadi ini alasan siwon oppa kembali ke
LA?!” batin Ji Yoon
“Aku hanya menyampaikan amanah Nona,
maafkan aku. Jika rumah ini benar-benar di tahan, nona bisa tinggal di rumah
saya. Saya akan kembali.” Jelas Yesung menggunakan bahasa formal sambil berdiri
“Gamsahamnidah Sekretaris Kim.” Ji Yoon
berdiri dan melakukan bow
“Kau tau? Kau sudah kuanggap sebagai adikku
sendiri. Jangan sungkan padaku. Appamu sangat berjasa dalam hidupku. Aku akan
mengusahakan perusahaan ini agar tidak bangkrut. Aku sudah berjanji pada Siwon.
Danaku tidak akan mengecewakan temanku sendiri.” Ucap Yesung yang kini
menggunakan bahasa infomal
“Gumawo oppa.” Balas Ji Yoon sambil
tersenyum lega
“Aku pulang dulu. Annyeong.” Yesung lalu
berjalan sambil membawa tasnya
Setelah Yesung pergi, Ji Yoon terlihat
sedikit pusing. Ji Yoon terpukul dengan apa yang barusan di dengarnya.
“Apa yang harus ku lakukan? Berita ini
pasti sudah beredar di kampus. Aku akan di olok-olok oleh mahasiswa lain.
Eottokke??” gumam Ji Yoon
“Ah! Sungmin oppa! Pasti dia bisa
membantuku!” Ji Yoon segera mengambil ponselnya
“tuuuuuut-ttuuut…” panggilan itu masuk dan
tiba-tiba seperti terangkat
“Nomor
yang Anda tuju sedang sibuk. Tingkalkan pesan setelah bunyi beep.”
“Ck, apa Sungmin oppa sedang sibuk ya?”
batin Ji Yoon
<SKIP>
Beberapa hari kemudian Ji Yoon benar-benar
tidak berangkat kuliah. Tiba-tiba ponsel Ji Yoon bergetar.
“Huh Soojin?” Ji Yoon lalu membaca pesan
dari Soojin
“Ji
Yoon? Kau dimana? Kau sudah membaca artikel di blog kampus kita?” pesan Soojin
“Mwo?” Ji Yoon hanya melongo
Beberapa menit kemudian Ji Yoon membuka
internet, dan membaca sebuah artikel di blog resmi kampusnya.
“Si
Tuan Puteri dari mendiang Presdir Choi Kiho mendadak miskin karena bangkrutnya
perusahaan dan terlilit hutang jutaan won.”
“Tunangan
Si tuan Puteri itupun juga meninggalkannya karena mereka bertunangan hanya
karena ikatan bisnis.” Bunyi artikel itu
“Mwo?! Apa-apaan ini?!” pekik Ji Yoon
“Andwae! Sungmin oppa tidak seperti itu!”
Ji Yoon langsung
keluar dari rumah dan pergi menuju tempat kerja Sungmin. Sekitar 30 menit
perjalanan Ji Yoon lalu sampai di perusahaan E-Bussines milik Sungmin. Yeoja
itu berlari masuk dan menuju tempat kerja Sungmin. Semua orang di sana menyapa
Ji Yoon seakan-akan dia menjadi Nyonya pemilik perusahaan. Namun Ji Yoon sama
sekali tidak menghiraukan mereka. Ji Yoon berlari sampai di lantai 10 milik
Sungmin. Yeoja berambut coklat dengan rok se lutut itu berlarian sampai di
depan ruang kerja tunangannya itu. Ji Yoon langsung membuka pintunya dan
terlihat Sungmin sedang berbincang dengan sekretarisnya yang sedang berada di
hadapannya.
“Oppa.” Panggil Ji Yoon dengan ngos-ngosan
sambil melihat yeoja cantik berambut panjang lurus itu di hadapannya
Sungmin lalu mendekati Ji Yoon dan
mengajaknya berbicara keluar dari ruangan itu. Setelah berada di atap, merea
berdua mulai berbicara.
“Apa maksud artikel ini?!” Ji Yoon
menunjukkan sebua artikel dari ponselnya
“Molla.” Balas Sungmin dingin
“Kau ini kenapa oppa! Kenapa aku jadi aneh
begini!”
“…” Sungmin terdiam
“Oppa!!” teriak Ji Yoon kesal
“Berhentilah berteriak padaku!” bentak
Sungmin
“Mwo?” Ji Yoon terdiam
“Berita itu seharusnya benar!” teriak
Sungmin lagi
“Apa maksudmu?” suara Ji Yoon mulai melemah
“Aku ingin kita menghentikan hubungan ini.
Aku sudah tidak bisa!”
“Wae!? Wae!”
“Karena appamu sudah tidak ada dan sekarang
perusahaan appamu bangkrut! Dulu appamu mau bekerja sama denganku jika aku mau
berpacaran dengan puterinya! Sekarang perusahan kita tidak lagi bekerja sama!
Dan sudah tidak ada alasan kita menjalin hubungan ini!”
“Mwo!? Ja..j..jadi apa yang di beritakan
artikel itu benar?!” ucap Ji Yoon sambil menahan air matanya
“Ne! benar! Dan aku sudah muak! Aku ingin
kita menghentikan sandiwara ini!”
“....” Ji Yoon memelototi Sungmin
“Apa kau lihat-lihat! Kau sudah tak bisa
lagi mengaturku!”
“Akan ku tunjukkan padamu kalau aku bisa
melewati semua ini.” Balas Ji Yoon dengan nada suara yang di redam
“Terserah! Aku tidak peduli lagi!”
“Aku akan mendapatkan najma yang lebih baik
darimu!”
“Cari saja jika ada yang mau dengan yeoja
miskin sepertimu!” cela Sungmin dengan mata yang melotot
“Baiklah!” Ji Yoon lalu berlari dari
hadapan Sungmin
Ji
Yoon berlari keluar dari perusahaan itu dan berlari menuju rumahnya. Setelah
sampai di rumahnya, Ji Yoon mengunci diri di kamar dan tidak keluar. Ji Yoon
frustasi dengan semua yang menimpa dirinya. Berhari-hari dia berdiam diri di
rumah dan tidak keluar. Dia tidak makan, tidak kuliah dan tidak melihat dunia
luar. Bahkan seluruh panggilan di ponselnya tidak diangkatnya. Yeoja itu hanya
menangis dengan apa yang terjadi pada hidupnya. Sementara itu siwon juga tidak
menanyakan kabar adiknya. Seakan-akan dia menghilang.
Suatu
hari ketika Ji Yoon sudah tidak terlalu frustasi, dia memandang langit yang
biru. Matanya menatap jauh. Dan dia mulai berbicara sendiri.
“Laki-laki tidak hanya Lee Sungmin
seorang.” Ucap Ji Yoon mendadak
“Aku bisa mendapatkan namja yang lebih baik
darinya. Yah benar!” Ji Yoon kini mulai tersadar
“Aku akan membayangkan namja yang
kuinginkan…” Ji Yoon lalu menutup mata
“Tinggi badannya sekitar 180cm-an. Kulitnya
seputih susu. Senyumnya begitu manis sampai pipinya yang cabi mengembang. Dia
merupakan mahasiswa yang berpendidikan dari luar negri. Calon presdir yang mapan.
Baik hati, dengan hati malaikat.” Ucap Ji Yoon masih memejamkan matanya
“Dia adalah seorang namja yang selalu akan
menghiburku. Selalu ada di sampingku. Selalu mencintaiku. Selalu membuat hatiku
berdebar-debar ketika berada di sampingnya. Saat dia datang dia hanya akan
membawakan segudang cintanya untukku. Dia akan selalu menyanyikan lagu-lagu
cinta dan memainkan alat musil yang di kuasainya di hadapanku dan hanya
untukku. Dan dia akan menikahi ku di bawah hujanan lonceng-lonceng gereja.”
Ucap Ji Yoon lagi dan tiba-tiba khayalannya terpecah ketika terdengar suara
bunyi harmonika
“Isn’t
she lovely – intro – harmonika version”bunyi harmonika itu menggema di
seluruh ruangan
“huh?” Ji Yoon lalu membuka matanya
“Siapa yang memainkan harmonika di sekitar
sini?” Ji Yoon lalu berdiri dan mendengarkan dimana asal suara harmonika itu
“Nugu-ya?” ucap Ji Yoon sambil berjalan
menuju pintu belakang rumahnya yang terbuka dan terlihat banyak alang-alang
“Nugu sehyo?” Tanya Ji Yoon sambil
mendengar suara harmonika itu terus
Ji Yoon berjalan
terus sampai keluar dari rumah. Suara harmonika itu terdengar dari kebun
alang-alangnya. Ji Yoon yang bertelanjang kaki masih mengikuti suara harmonika
yang begitu merdu itu. Suara itu semakin jelas dari balik alang-alang. Yeoja
dengan rambut yang berantakan itu lalu membuka beberapa batang alang-alang yang
menghalangi pandangannya. Terlihatlah seorang namja yang mengenakan pakaian
putih sedang memainkah harmonika sambil duduk di tanah.
“Nugu sehyo?” Tanya Ji Yoon
Dan mendadak namja itu menghentikan
permainan harmonikanya. Dan..
“Teng..” terdengar sekali bunyi lonceng
gereja
“Huh?” Ji Yoon terkejut melihat namja itu
menghentikan permainan harmonikanya dan mendengar suara lonceng.
“Siapa kau?” Tanya namja itu sambil
membalikkan badan
“omo!” batin Ji Yoon
Namja itu sama persis seperti namja yang di
bayangkan Ji Yoon baru saja.
“Kau siapa?” Tanya namja itu lagi kini
berdiri dan menghampiri Ji Yoon
Ji Yoon terkejut dan ketakutan karena
perkataannya menjadi nyata.
“Ku bilang kau ini siapa?” Tanya namja itu
“Aku? Aku pemilik rumah ini!” cetus Ji Yoon
tiba-tiba
“Mwo? Bukankah rumah ini sudah tidak di
tinggali?”
“YAH! Kau ini siapa berani-beraninya masuk
ke pekarangan orang?!” Tanya Ji Yoon dengan sedikit takut
“Aku anak dari gereja di dekat sini.”
“Mwo? Mau apa kau kesini?!” introgasi Ji
Yoon sambil memasang kuda-kuda
“Aku hanya ingin mencari suasana tenang.
Aku sedang frustasi.”
“Heh? Kenapa namja ini sama sepertiku?”
batin Ji Yoon lagi
“Cho Kyuhyun, kau?” ucap namja itu sambil
mengulurkan tangannya
“Bagaimana dia bisa masuk? bukankah sekitar
pekarangan di pagari?”
“Yah! Nugu-ya!” bentak Kyuhyun pelan
“Oh! Na-ya??”
“Ne!”
“Ji Yoon, Choi Ji Yoon.” Balas Ji yong
sambil menyapa jabatan tangan itu
“Cho Kyuhyun Imnida,” ucap kyu lagi
“Eh? Tangan namja ini dingin sekali?” batin
Ji Yoon lagi
*****
Sementara itu di
sebuah rumah sakit terlihat seorang ibu sedang duduk di samping ranjang dalam
ruang ICU. Yeoja separuh baya itu memegangi tangan seorang namja yang terbaring
di atas ranjang dengan puluhan selang yang menempel di tubuhnya. Alat bantu
pernafasan juga terpasang di hidung namja itu. Perban membalut kepalanya yang
putih. Ibu itu hanya bisa menangis sesekali mengusap lembut tangan anaknya.
Ketika sedang berdua dengan anaknya, tiba-tiba datang seorang namja dari luar.
“Annyeong hasseo.” Ucap namja yang baru
saja membuka pintu
“Ah, Sungmin-ah. Masuklah.” Ucap yeoja itu
“Ne eomma.” Balas namja yang ternyata
Sungmin itu
“Kau sudah pulang?”
“Ani eomma, aku ijin keluar. Bagaimana
keadaannya?” Tanya Sungmin
“Kyuhyun masih koma. Kau kemari dengan
siapa?” Tanya eomma Sungmin
“Aku kemari bersama Hyorin. Masuklah.” Ucap
Sungmin sambil melihat ke pintu
Tiba-tiba masuk seorang yeoja berambut
lurus panjang, dengan wajah yang pucat dan berbadan langsing. Yeoja yang membawa
bunga itu lalu melakukan bow.
“Annyeong hasseo ahjumma.” Sapa Hyorin
“Ne,” balas eomma sungmin dengan sedikit
sinis
Min Hyorin lalu meletakkan bunga itu
disamping kotak musik yang berada di meja di samping ranjang Kyuhyun.
******
Setelah
menjenguk Kyuhyun, mereka berdua lalu keluar dari ruang ICU. Saat akan berjalan
pergi, mendadak Hyorin menghentikan langkah Sungmin.
“Ada apa?” Tanya Sungmin
“Sebelum Kyuhyun kecelakaan, apa yang dia
katakan?” Tanya Hyorin curiga
“Dia hanya bilang…”
“Dia ingin bertemu denganmu dan terkadang
perhatikan perasaan orang yang sudah berada di sekitarmu,”ucap Sungmin sambil
mengingat perkataan Kyuhyun
“Kau yakin? Setelah itu kau tidak tahu
kemana dia pergi?” introgasi Hyorin
“Molla, kenapa kau mengurusi hal seperti
itu. Sudah ayo ku antar pulang.” Ucap Sungmin sambil menggandeng tangan Hyorin
“Aku hanya berpikir dia seperti ini
karenaku?”
“Ah! Kau ini kelelahan chagi. Ayo ku antar
pulang.”
<SKIP>
Hari
berikutnya di kediaman rumah Ji Yoon, terlihat Ji Yoon sedang membereskan
beberapa perabot rumahnya yang sempat berantakan beberapa hari yang lalu.
“Saat seperti ini, tiba-tiba cinta sejatiku
datang dan menghiburku!” ucap Ji Yoon sendiri sambil memeluk sapu yang di
bawanya
Ketika sedang membereskan perabotnya, mendadak
namja yang kemarin berada di pekarangan JiYoon sudah berdiri di pintu belakang
halaman rumah Ji Yoon.
“OMO!” ucap Ji Yoon terkejut saat melihat
Kyuhyun berada di hadapan pintu yang terbuat dari kaca bening itu
“Hai~” Kyuhyun lalu melambaikan tangannya
“Kau lagi!” Ji Yoon lalu membanting sapu
yang di pegangnya lalu berjalan mendekati pintu
“hehehe.” Evilaugh
Ji Yoon lalu membukakan pintunya.
“Ada apa?!”
“Aku ingin bermain di rumahmu.” Jelas
Kyuhyun
“Wae?! Kenapa kau tidak di gereja dan
berdo’a!”
“Aku bosan dengan suasana gereja. Boleh aku
masuk?” pinta Kyuhyun
“Terserah.” Ji Yoon lalu membukakan pintu
rumahnya
“Hehehehehehe.” Tawa kyuhyun lepas
*deeeg! Mendadak hati Ji Yoon berdebar
ketika melihat tawa kyuhyun
“Ada apa ini?” batin yeoja itu sambil
melihat masuknya kyuhyun
Namja berwajah menggemaskan dan selalu
mengenakan pakaian berwarna putih itu masuk sambil menggenggam harmonikanya.
“Kau tinggal sendiri?” Tanya Kyuhyun sambil
melihat seluruh ruangan
“Ne.” balas Ji Yoon singkat
“Kau tidak kuliah atau keluar? Sepertinya
sejak kemarin kau tidak keluar.”
“Ani. Aku tidak mau kuliah lagi.” Balas Ji
Yoon sekan-akan tak peduli
“Wae?”
“Kenapa kau ingin tau sekali urusanku?” Ji
Yoon kini membalikkan badan dan menatap Kyuhyun sinis
“Aku hanya ingin bertanya.”
“Apa taumu tentang kuliah! Bukankah kau
hanya orang desa di sekitar sini! Dan berapa tanggal lahirmu! Seenaknya saja
berbicara informal denganku!” bentak Ji Yoon
“Aku tahu tentang kuliah. Aku memang orang
sekitar sini. Dan aku lahir 3 ferbruari. Aku hanya mencoba akrab denganmu.”
Jelas kyu halus
“Aku juga lahir 3 Februari!” gertak Ji Yoon
“1988.” Tambah Kyuhyun
“Wah! Tanggal lahir kita sama,
jangan-jangan kita jodoh. Hehehe” tawa kyuhyun lagi
“OMO! Dia lebih tua 3 tahun dariku!” umpat
Ji Yoon dalam hati
“Memangnya kau kuliah dimana?! Aku tidak
yakin kau orang yang pintar!”
“Aku kuliah di salah satu universitas di Kassel.” Jelas namja yang
masih menggenggam harmonika berwarna silver itu
“Kenapa namja ini memiliki ciri-ciri yang
sama persis dengan namja yang ku bayangkan?” batin Ji Yoon lagi sambil melihat
Kyuhyun dalam
“Yah! Aku hanya ingin berteman denganmu.
Aku ini kesepian dan tidak memiliki teman.”
“Tapi dia benar-benar tampan.” Batin Ji
Yoon lagi
Eh gimana ep epnya??? Jelek ya?? Aish!
Mianhe… mianhe… Mianhee… *Bow90derajat* anu, jangan lupa comment and like ne
chingu, eonnie, oppa saeng dll,,,, :D
0 comments:
Posting Komentar